
(Vibizmedia – Nasional) Presiden Joko Widodo mendorong para pelaku usaha, pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah go public serta pejabat pemerintah dan kementerian/lembaga untuk optimis di tahun 2016.
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi 2015 yang berkisar antara 4,7 – 4,8%, turun dari pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 5%, diperlukan rasa optimis dari semua terkait, bukan wait and see.
Presiden sampaikan kunci untuk mencapai yang lebih baik, harus optimis. Dirinya ungkapkan kerja keras pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) dalam menekan harga-harga di pasar, tiap hari monitor para menteri ketika harga-harga baru akan merangkak.
Tahun ini, menjadi era kompetisi, banyak persaingan, Indonesia masuk ke Masyarakat Ekonomi ASEAN, tidak mungkin untuk memberikan subsidi yang berlebihan, tidak mungkon melakukan proteksi, ungkapnya saat meresmikan pembukaan perdagangan bursa saham di Bursa Efek Indonesia, Senin (4/12).
Tahun 2014, angka inflasi mencapai sebesar 8,3%, ketika ditargetkan inflasi tahun 2015 dibawah 5%, dirinya ungkapkan bahwa banyak orang maupun pihak yang tidak percaya dan ternyata akhir tahun 2015 tingkat inflasi hanya sebesar 3,3%.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 ini, pemerintah mendorong semua pihak untuk kerja keras mengendalikan inflasi, kerja keras menurunkan angka kemiskinan, kerja keras mengatasi ketimpangan wilayah yang kaya dan miskin serta kerja keras menurunkan angka kemiskinan.
Dalam upaya tersebut pula, Presiden mengajak semua perusahaan baik kecil, menengah maupun besar untuk melakukan revaluasi aset yang nantinya akan mendapatkan tax amnesty. Pelaku usaha tidak perlu meragukan pemerintah karena pemerintah memberikan jaminan demikian juga dirinya.
Revaluasi aset bukan hanya untuk yang besar-besar saja, tetapi juga yang sedang maupun yang kecil, ini merupakan kekuatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, ungkap Presiden.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela