
(Vibizmedia – Nasional) Kali ini angin segar berhembus pada elemen masyarakat yang selama ini tak kenal lelah membantu mencegah kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia.
Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada Peserta Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2017 di Istana Negara Jakarta, memberikan apresiasi kepada seluruh elemen tersebut.
“Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara-saudara semuanya yang telah melaksanakan pekerjaan yang besar dan ini dimulai dari desa dengan menggerakkan Babinsa, Babin Kamtibmas, Polsek, Koramil, Kodim, Polres, Danrem, Korem, Kodam, Polda semuanya bergerak ya hasilnya turun 83 persen dan hotspotnya turun 82 persen. Sebuah penurunan yang sangat drastis sekali,” ucap Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo meminta seluruh masyarakat untuk terus berupaya melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Tanah Air. Hal ini penting dilakukan mengingat kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan sangatlah besar. Pada tahun 2015 saja kerugian ekonomi yang diderita negara mencapai Rp220 triliun.
“Dan kita tahu semuanya dampak dari adanya kebakaran hutan tidak hanya urusan masalah ekonomi, 2015 kita mengalami kerugian kalau dihitung-hitung, ekonom menghitung, dampak karena urusan pembatalan penerbangan, dampak karena perkantoran yang libur, dampak karena aktivitas ekonomi yang berhenti mencapai angka yang tidak sedikit kurang lebih Rp220 triliun. Sebuah angka yang sangat besar sekali,” terang Presiden Joko Widodo.
Data yang diterima dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi bahwa iklim di Indonesia pada tahun 2017 lebih kering dibandingkan tahun 2016 sehingga risiko kebakaran hutan dan lahan akan semakin besar terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk mengambil langkah-langkah dan upaya yang telah berhasil dilakukan pada tahun 2016 guna dilanjutkan sebagai Rencana Aksi pada tahun 2017. Penetapan siaga darurat lebih awal merupakan arahan pertama yang disinggung Presiden Joko Widodo dalam rapat koordinasi tersebut.
Hal ini dikarenakan selama ini sistem deteksi dini di daerah-daerah yang rawan kebakaran masih harus diperkuat lagi. Selain itu, deteksi dini juga bisa dilakukan dengan membuat kanal blocking dan sumur bor yang saat ini jumlahnya masih sangat kurang. Hingga tahun 2016 lalu, sekat kanal yang telah dibangun berjumlah sekitar 11 ribu unit.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga menghimbau kepada para aparat untuk selalu siaga mengecek kesiapan dan kesiagaan dalam melakukan operasi udara pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Penegakan hukum yang tegas juga tak luput dalam arahan Presiden Joko Widodo pada rapat koordinasi kali ini. Seluruh pihak yang terkait harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah, baik itu masyarakat maupun pengusaha.(em)
Journalist : Rully Editor : Mark Sinambela Source : Setpres