
(Vibizmedia – Nasional) Presiden Joko Widodo mengajak para Direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi saat ini dengan cepat dan dengan cara-cara yang tidak linier.
Ditengah-tengah kondisi perekonomian global yang fluktuasi dengan cepat dan ekstrim. Hal ini disampaikan Presiden dalam pembukaan Executive Leadership Program (ELP) yang dihadiri lebih dari 600 direksi BUMN di Istana Negara, Rabu (25/1).
Presiden mendorong agar BUMN tidak lagi berjalan dengan cara-cara yang rutin dan monoton serta berada pada zona nyaman. Pembentukan holding atau holdingisasi merupakan pesan yang dititipkan oleh Presiden kepada para direksi BUMN yang perlu dilakukan dengan kalkulasi yang matang, hati-hati dan mentaati undang-undang, ungkap Presiden Jokowi.
Disamping itu, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pada awal rencana, holding BUMN yang seharusnya sudah terbentuk pada 2016, mundur menjadi tahun 2017 dikarenakan masalah administrasi yang cukup panjang.
Program holdingisasi sangat penting untuk meningkatkan kemampuan BUMN dalam mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Untuk itu, dari 6 holding yang ditargetkan yaitu sektor minyak dan gas, tambang, perbankan dan jasa keuangan, perumahan, konstruksi dan jalan tol serta pangan, tahun ini pihaknya akan memprioritaskan pembentukan 2 holding yaitu sektor minyak dan gas serta tambang, ungkap Menteri BUMN Rini.
Melalui holdingisasi ini, dapat menjadi loncatan bagi BUMN sebab modal perusahaan menjadi tambah besar, mudah mencari pendanaan. Untuk itu, perlu dilakukan kalkulasi yang matang terkait dengan kendali manajemen, tata kelola, supervisi, efisiensi dan beban finansialnya.
Banyaknya institusi yang akan terlibat, pembentukan tersebut harus dilakukan secara terbuka agar semua orang bisa memberikan masukan yang baik untuk perbaikan, sehingga kedepannya BUMN akan menjadi lebih baik.
Banyaknya peluang yang akan didapat berkaitan dengan bisnis, sebagai contoh Filipina melalui business process outsourcing (BPO), turn overnya mencapai USD 25 miliar dan dapat mengangkut 130.000 tenaga kerja anak-anak muda.
Untuk menciptakan peluang tersebut, Presiden mendorong BUMN agar tidak lagi berkutat pada bisnis-bisnis konvensional yang sudah dilakukan puluhan tahun. Tetapi lebih mengarah pada pengembangan usaha-usaha kecil, usaha-usaha menengah dan produksi-produksi profesi petani, nelayan serta ke daerah-daerah dan desa-desa, ungkap Presiden Jokowi.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, jumlah BUMN saat ini mencapai 118 BUMN dengan 25 anak perusahaan eks BUMN dan karyawan mencapai lebih dari 1 juta orang. Pada 2016 lalu belanja modal BUMN mencapai Rp298 triliun atau tumbuh 35% dari 2015 dengan fokus belanja pada infrastruktur, energi dan konektivitas.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela