(Vibizmedia – National) Dalam rangka memasuki bulan Ramadhan dan persiapan Lebaran, Pemerintah menilai harga kebutuhan pokok pada masa menjelang dan memasuki bulan Ramadhan tahun ini terkendali dan stabil sehingga terlihat tidak ada gejolak signifikan yang menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mengatakan, hal tersebut bisa terjadi karena seluruh pihak terkait sudah mempersiapkan jalan keluar dari persoalan fluktuasi harga pangan menjelang hari besar keagamaan sejak tahun lalu.
“Kami semua, bersinergi mulai dari Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan Perum Bulog, sudah bersama-sama berkoordinasi sejak lama,” ujar Spudnik di Jakarta, Minggu (28/5).
Selain koordinasi yang ditingkatkan, ia menyebutkan poin kunci yang menyebabkan Ramadhan kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya ialah ketersediaan bahan pangan yang sangat cukup.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, persediaan gula pasir yang berada dalam penguasaan pemerintah saat ini mencapai 460 ribu ton. Adapun, untuk daging dan minyak goreng masing-masing 86 ribu dan 1,5 juta ton. Sementara untuk komoditas beras yang dikuasai Perum Bulog, tercatat sebesar 2,1 juta ton.
“Kalau untuk posisi Mei dan Juni, persediaan ini sudah sangat cukup,” ujar Spudnik.Dengan amannya persediaan yang ada, harusnya harga di pasar otomatis lebih terkendali.
Terkendalinya pasokan dan harga juga tidak terlepas dari peran regulator yang telah menerbitkan berbagai kebijakan untuk mewujudkan hal tersebut, antara lain Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 20 Tahun 2017 terkait Pendaftaran Pelaku Distribusi Barang Kebutuhan Pokok.
Distributor, subdistributor, dan agen yang memperdagangkan barang kebutuhan pokok, berdasarkan regulasi tersebut, wajib melakukan pendaftaran usaha dan melaporkan volume stok, pengadaan dan penyalurannya setiap bulan. Dengan demikian, pemerintah bisa terus memantau berapa besar persediaan yang tersisa.
Sementara pengamat ekonomi dari Instituf for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati mengatakan, kenaikan harga pangan seringkali tidak terprediksi.
Menurutnya, solusi mendasar untuk masalah pangan termasuk menstabilkan harga pangan adalah diambilnya kembali penguasaan pangan oleh pemerintah. Sebab hakikatnya pemerintah adalah pelayan dan pengurus rakyat bukan korporasi. Jika penguasaan produksi dan distribusi pangan masih diserahkan kepada korporasi, maka berbagai kebijakan stabilisasi pangan yang dijalankan pemerintah tidak akan banyak menyelesaikan masalah.
Journalist : Mytri
Editor : Mark Sinambela