Di Sesi Ekonomi, 01 Ingin Majukan Industrialisasi dan Hilirisasi; 02: Saya Tidak Menyalahkan Bapak

0
646

(Vibizmedia – Pilpres) – Debat kelima pilpres Sabtu malam ini (13/04), memasuki segmen ekonomi. Team panelis mengajukan pertanyaan perihal Indonesia dikenal sebagai negara maritim dan agraris. Namun demikian daya beli petani dan nelayan yang pada umumnya tinggal di pedesaan mengalami penurunan sebagai akibat dari rendahnya harga komoditas pertanian, disebabkan antara lain kebijakan ekonomi negara maju yang agresif serta tata kelola dan tata niaga komoditas pertanian dan perikanan yang masih konvensional.

Pertanyaannya strategi dan kebijakan konkrit untuk menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan perikanan sehingga sektor ini menarik bagi milenial untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim dan agraris yang terkemuka.

Capres 01, Jokowi yang mendapat kesempatan pertama menanggapi menyatakan memang kita sudah terlalu lama komoditas tergantung kepada pasar luar negeri. Ditambahkannya: “Kita sudah terlalu lama mengekspor dalam bentuk mentahan raw material, baik itu karet, baik itu kelapa sawit, baik itu perikanan, baik itu komoditas-komoditas pertanian.”
Jokowi menekankan strategi ke depan, di bidang perikanan maupun pertanian, adalah hilirisasi dan industrialisasi.

“Perlu dibangun industri-industri perikanan sebanyak-banyaknya, pengolahan pengalengan sehingga kita mengekspor dalam bentuk barang-barang yang sudah olahan, sudah packaging di sini, sudah dibangun brand dari sini,” terang Jokowi.

Ditambahkan lagi: “Ke depan kita harus berani melakukan hilirisasi, mencegah agar ekspor kita tidak dalam bentuk mentahan tetapi minimal barang setengah jadi, atau kita tekan agar dikirimkan dalam bentuk barang jadi.”

Menanggapi penjelasan Jokowi, capres 02 mengatakan bahwa di sini letak masalah bahwa ekonomi kita salah arah, terjadi deindustrialisasi. Prabowo juga mempertanyakan Jokowi kenapa mengizinkan impor (dan) petani hancur. Ditambahkan kembali: “Kenapa tidak melakukan industrialisasi tetapi difokuskan infrastruktur? Infrastruktur jangan-jangan mempermudah barang luar masuk ke Indonesia bukan barang Indonesia yang keluar.”

Saat mendapat kesempatan menanggapi balik, Jokowi dengan tenang menerangkan bahwa mengelola ekonomi makro itu berbeda dengan mengelola ekonomi mikro. “Ekonomi makro adalah mengelola agregat-agregat produksi sektor primer misalnya di bidang pertambangan, pertanian, perkebunan, kemudian sektor sekunder di bidang manufaktur,” katanya.

Lagi capres 01 menekankan: “Saya kira tidak tidak semudah itu. Artinya memerlukan tahapan-tahapan besar. Inilah yang sedang kita kerjakan.” Katanya pula: “Tidak mungkin langsung membalikkan tangan, kemudian bisa membangun, kemudian langsung bisa mengekspor. Tidak,” tegasnya.

Menurut Jokowi tahapan besar pertama adalah pembangunan infrastruktur. Tahapan kedua adalah pembangunan sumber daya manusia. Yang ketiga adalah reformasi structural, dan yang keempat urusan teknologi dan inovasi.

Prabowo, langsung menanggapinya, dengan mengatakan: “Terus terang saja saya tidak menyalahkan Pak Jokowi. Saya tidak menyalahkan. Ini masalah kesalahan kita sebagai bangsa dan sudah berjalan belasan bahkan puluhan tahun.” Menurutnya kita harus berani mengoreksi diri.

Di akhir sesinya, ditambahkannya lagi: “Jadi saya tidak menyalahkan Bapak. Kalau ini kesalahan besar, kesalahan besar presiden-presiden sebelum bapak. Kita semua harus bertanggung jawab,” tutup Prabowo.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting 
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here