(Vibizmedia – Pilpres) – Debat kelima pilpres hari Sabtu (13/04), juga membahas segmen Investasi. Pertanyaan team panelis mengenai penerimaan pajak yang masih berpeluang ditingkatkan, mengingat tax ratio Indonesia yang baru mencapai sekitar 10,3%, sementara investasi yang berasal dari dana masyarakat seperti zakat dan wakaf juga sangat potensial ditingkatkan.
Pertanyaannya adalah strategi dan kebijakan konkrit untuk mendorong peningkatan tax ratio, peningkatan penerimaan zakat dan wakaf.
Prabowo memulainya dengan menyebutkan adanya kebocoran penerimaan negara sebesar Rp2000 triliun tiap tahunnya, dan menyebutkan sumbernya dari KPK. Untuk meningkatkan tax ratio, dia menyinggung Malaysia dan Thailand yang tax ratio-nya sudah 19%. Menurutnya, mereka melaksanakan program pakai information teknologi, dengan menggunakan komputerisasi sehingga semua transparan.
Sandi lalu mengatakan akan menmisahkan Badan Penerimaan Negara dari Kementerian Keuangan, langsung melapor kepada presiden untuk meningkatkan compliance atau tingkat kepatuhan pajak dan memastikan tax ratio itu akan meningkat.
Jokowi selanjutnya memakai kesempatan ini dengan mempertanyakan cara Prabowo menaikkan tax ratio dalam satu tahun, dari 10% menjadi 16%. “Kalau dalam setahun naiknya drastis seperti itu artinya akan ada 5% kurang lebih dari GDP kita, artinya 750 triliun dan itu akan ditarik menjadi pajak. Dan apa yang terjadi kalau itu dilakukan, akan terjadi shock ekonomi!,” tegasnya.
Bagi Jokowi yang penting adalah menaikkan tax ratio secara gradual dengan membangun tax based sebanyak-banyaknya. “Dan itu sudah kita lakukan sejak kita melakukan tax amnesty,” pungkasnya lagi.
“Tax amnesty adalah deklarasi 4800 triliun dan kita mendapatkan income dari sana 114 triliun di tahun itu,” terangnya lagi.
Prabowo kemudian segera membantah Jokowi, dan menyebutkan mungkin Jokowi salah menangkap. “Saya tidak mengatakan naik kembali 16% dalam 1 tahun, tetapi harus ada usaha riil dan salah satu caranya adalah tadi dengan menerapkan penggunaan teknologi Informatika dan sistem yang sangat transparan,” ujarnya.
“Kami akan genjot rasio pajak, salah satunya adalah dengan memotong pajak pekerja. Kami akan kurangi tarif pajak perorangan dengan menaikkan PTKP,” cawapres 02 lalu menambahkan, walau kurang menjelaskan hubungan antara menambah rasio dengan mengurangi tariff pajak.
Menanggapi 02, Jokowi menekankan kalau kita konsisten melakukan reformasi di bidang pajak, pelayanan pajak, online pajak, itu akan memberikan dampak yang signifikan terhadap para pembayar pajak untuk datang membayar pajaknya. “Karena mereka merasa dilayani dengan baik dan itu sudah kita lakukan,” pungkasnya lagi.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang