(Vibizmedia-Commodity) – Harga minyak mentah acuan internasional yang diperdagangkan pada bursa komoditi kawasan Asia hari Senin (22/07) bergerak kuat setelah pekan lalu anjlok cukup parah hingga terjun ke posisi terendah 1 bulan. Kenaikan harga minyak mentah sudah dimulai jelang penutupan perdagangan akhir pekan lalu merespon berita konflik kawasan Teluk di Timur Tengah.
Harga minyak mentah Brent berjangka yang merupakan harga minyak acuan internasional sedang naik 1,05 persen pada $63,24, pekan lalu harga minyak Brent sempat terjun ke posisi terendah sejak 18 Juni. Demikian juga harga minyak mentah Amerika atau minyak West Texas Intermediate sedang naik 0,74 persen menjadi $56,14, pekan lalu harga minyak WTI sempat terjun ke posisi terendah sejak 20 Juni.
Pemerintah Iran pada hari Jumat lalu mengatakan Pengawal Revolusi Iran telah menangkap sebuah kapal tanker minyak berbendera Inggris dengan nama Stena Impero di Selat Hormuz dengan alasan melanggar peraturan internasional. Berita ini jadi sentimen tambahan eskalasi konflik yang terjadi di kawasan Timur Tengah.
Harga minyak juga dipengaruhi berita bahwa seorang pejabat senior Kabinet Presiden Trump mengatakan pada hari Jumat, Amerika Serikat akan menghancurkan pesawat tanpa awak Iran yang terbang terlalu dekat dengan kapalnya. Sebelumnya Amerika Serikat mengatakan sebuah kapal Angkatan Laut AS telah menghancurkan sebuah pesawat tak berawak Iran di Selat Hormuz setelah pesawat mengancam kapal itu, tetapi Iran mengatakan tidak memiliki informasi tentang kehilangan sebuah pesawat tak berawak.
Episode konflik diatas telah menyuntikkan kekhawatiran ketegangan geopolitik lebih lanjut ke pasar minyak, yang berpotensi menghambat produksi dan pengiriman minyak mentah dunia sehingga mengangkat harga minyak mentah.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI akan terpangkas lagi ke posisi support 55.15 – 54.30. Namun jika bergerak kuat akan mendaki ke posisi resisten 56.75 – 58.11.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang