(Vibizmedia-Nasional) Melanjutkan kerja sama dengan SurfAid yang merupakan organisasi nirlaba yang berorientasi untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat daerah terpencil, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi luncurkan program Nutrition Sensitive Agriculture (Nusatani).
Nusatani salah satu program yang sudah disusun bersama dan dilaksanakan selama tiga tahun kedepan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan akses pangan yang dapat mengurangi tingkat malnutrisi dengan pendekatan Nutrition Sensitive Agriculture.
Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Aisyah Gamawati mengatakan Kemendes PDTT memandang perlu menggandeng pihak-pihak lain sebagai kolaborasi pentahelix. a
Dengan konsep pentahelix, menurutnya unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media bersatu membangun kebersamaan dalam mewujudkan pembangunan nasional terutama di daerah tertinggal, terdepan dan terluar, terangnya Kamis (17/10).
Untuk itu, menindak lanjuti kerja sama dengan SurfAid pada Agustus 2019 lalu, Program Nusatani digelar di wilayah kerja Kemendes PDTT yang berada diwilayah kerja Direktorat Penanganan Daerah Rawan Bencana dari Ditjen PDTu yakni di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Bima.
Aisyah sampaikan kita perlu berkolaborasi, salah satunya dengan mengembangkan kerjasama secara terkoordinasi dan sinergi dengan berbagai pihak, baik kementerian atau lembaga sektor terkait, perguruan tinggi, negara donor luar negeri, dan NGO luar negeri seperti SurfAid, ungkapnya.
Disamping itu, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT) Kemendes PDTT Samsul Widodo mengharapkan agar SurfAid dapat memastikan pengembangan ekonomi dari desa-desa tersebut.
Untuk pendampingan petani tidak hanya di sektor produksi namun juga sampai di market dan offtaker, Samsul berharap SurfAid dapat memberikan asistensi untuk mengurangi terjadinya stunting dan juga untuk pengembangan desa wisata.