Pemerintah Siapkan PLN dan Pertamina Bangun Stasiun Pengisi Daya Listrik, Sambut Produsen Otomotif

0
473
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. FOTO : VIBIZMEDIA.COM/MARULI SINAMBELA

(Vibizmedia-Nasional) Pemerintah mengajak produsen otomotif asal Jerman, Volkswagen (VW) untuk produksi mobil listriknya di Indonesia.

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bersama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno dalam kunjungan kerjanya ke kantor pusat VW di Hannover, Jerman bertemu Board Member for Procurement at Volkswagen Dirk Große-Loheide.

Große-Loheide, dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (1/12) mengatakan bahwa visi kedepannya, VW mau mengembangkan mobil elektrik.

“Fokus kami sekarang adalah mengembangkan mobil elektrik, kami tidak terlalu fokus pada mobil hibrid,” ungkap Große-Loheide.

Perlu diketahui, belum lama ini, VW telah meluncurkan mobil baru berteknologi listrik murni VW ID.3 yang akan dipasarkan tahun depan. Mobil ini mengandalkan baterai bertenaga 45 kWh dan mampu menempuh jarak hingga 330 kilometer.

Pada kesempatan yang sama, Luhut bertanya kepada VW alasan belum menjual produk mobil listriknya ke Indonesia, mereka menyebut bahwa secara infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisi daya di Indonesia yang dinilai belum siap.

Untuk itu, Luhut menjelaskan bahwa perusahaan listrik negara, PLN dan PT Pertamina telah mulai membangun beberapa stasiun pengisi daya listrik, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jakarta, Tangerang, Bali, dan Bandung.

“Saat ini kami sedang terus mengembangkan infrastruktur pendukung dalam rangka menyediakan infrastruktur bagi kendaraan bermotor berbasis baterai, sesuai dengan Perpres (Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019),” jelas Luhut.

Selain itu, PLN menargetkan pemasangan 160 titik charging station kendaraan listrik pada tahun 2020 mendatang. Sedangkan Pertamina sejauh ini sudah mendirikan empat stasiun pengisi daya listrik.

Saat ini, pemerintah Indonesia lebih memilih teknologi ramah lingkungan dan tidak mahal. Luhut menambahkan ongkos produksi di Indonesia bisa lebih murah karena memiliki potensi tenaga hydropower yang harganya lebih murah dibanding negara-negara lain.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here