SainBag, Kantong Belanja Ramah Lingkungan dari Singkong

0
848
Kantong belanja produksi SainBag "ImnotPlasticBag" (Foto: courtesy/ VOA).

(Vibizmedia – Internasional) Plastik yang tidak mudah terurai secara alami menjadi masalah serius, baik di Indonesia maupun seluruh dunia. Shradha Rungta sangat prihatin akan hal itu. Namun, ia melihat kenyataan pahit bahwa kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas dari plastik.

Berbekal tekad menyelamatkan lingkungan dan mengurangi sampah plastik, Rungta mulai melakukan serangkaian inovasi dan percobaan. Setelah menang kompetisi ‘Hack the Challenge’ pada November 2019 yang diselenggarakan Impact Hub Jakarta, perempuan keturunan India itu meluncurkan Sainbag atau imnotplasticbag, kantong belanja ramah lingkungan dengan bahan baku alami yang 100 % terbuat dari umbi kayu yaitu ubi dan singkong.

Rungta menggandeng Husain Baomar sebagai mitra untuk usaha yang sejak berupa embrio bertujuan menghasilkan produk yang alami, sebagai wujud kepeduliannya pada lingkungan. Ia menjelaskan, SainBag tidak meninggalkan residu sehingga aman bagi tanah, bahkan aman bila termakan hewan. SainBag juga tidak akan bertumpuk menjadi sampah yang mencemari lautan dan membuat dangkal perairan.

Shradha Rungta mengatakan, “Masalah plastik mungkin ada solusinya tetapi hampir tidak mungkin menghabiskan semua ‘plastik sekali pakai’ seperti kantong plastik yang biasa digunakan sebagai tas kantong belanja. Kita bisa mengurangi produksi dan pemakaian kantong plastik tersebut.”

Bahan baku SainBag cepat tumbuh, mudah ditanam, relatif murah dan melimpah di Indonesia. Kantong belanja yang lantang berteriak bahwa dia bukanlah plastik itu berasal dari campuran zat tepung dua umbi kayu tersebut sehingga mudah terurai, bahkan hancur bila diseduh air panas dan terurai secara alami di dalam tanah.

Aisa Wibowo, pengelola Restoran Kampung Laut, Semarang adalah salah satu pengguna SainBag. Ia mendapat banyak pujian dari konsumennya ketika mereka melihat SainBag.

“Teksturnya berbeda. Mereka langsung melihat waktu ambil kantong itu sambil bertanya-tanya. Dari keterangan, mereka bisa baca di bawah bahwa itu adalah ‘plastik’ organik, biodegradable, ramah lingkungan. Mereka takjub (karena) teknologi SainBag ada di Semarang, tidak hanya di kota-kota besar lainnya,” kata Aisa.

Sejak diluncurkan pada Januari 2018, Rungta setiap bulan memproduksi sekitar 1,5 juta lembar untuk setiap jenis produk SainBag. Itu artinya menghabiskan 12-15 ton campuran zat tepung ubi dan singkong.

Pasar SainBag adalah toko, restoran, rumah sakit dan klinik, selain masyarakat konsumen di Indonesia. Di luar itu, kantong ramah lingkungan itu juga diekspor ke beberapa negara di Timur Tengah, Eropa bahkan Amerika Serikat.

Sumber: www.voaindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here