Kemenperin Dorong Pengembangan Pembangunan Pabrik Metanol di Kutai Timur

0
663
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. FOTO: KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian terus mendorong terealisasinya pembangunan proyek pabrik metanol dari batubara dengan proses gasifikasi di Batuta Coal Industrial Park (BCIP), Kutai Timur, Kalimantan Timur. Pembangunan proyek tersebut bernilai USD2 miliar.

“Kebutuhan metanol di Indonesia telah mencapai 1,1 juta ton pada tahun 2019. Sementara itu, Indonesia hanya memiliki satu produsen metanol, yaitu PT Kaltim Methanol Industri di Bontang, dengan kapasitas sebesar 660 ribu ton per tahun,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Minggu 17 Mei 2020.

Proyek konsorsium antara PT Bakrie Capital Indonesia dengan PT Ithaca Resources dan Air Products and Chemical, Inc tersebut, diproyeksikan akan mengolah 4,7 – 6,1 juta ton batubara menjadi 1,8 juta ton metanol per tahun.

“Proyek coal to methanol dengan proses gasifikasi batubara merupakan industri pionir di Indonesia. Hingga saat ini belum ada industri kimia dengan teknologi proses gasifikasi batubara,” jelasnya.

Untuk itu, dirinya berharap konsorsium rencana pembangunan coal to methanol ini dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar hingga beroperasi secara komersial nantinya.

“Dalam mendukung pelaksanaan proyek coal to methanol Kemenperin juga akan senantiasa mendampingi pelaksanaan proyek ini dan akan turut membantu mengatasi permasalahan teknis yang muncul,” tegasnya.

Menurutnya, industri metanol merupakan industri petrokimia yang memegang peranan sangat penting bagi pengembangan industri di hilirnya. Bahan baku metanol sangat dibutuhkan dalam industri tekstil, plastik, resin sintetis, farmasi, insektisida, plywood.

Metanol juga sangat berperan sebagai antifreeze dan inhibitor dalam kegiatan migas. Kemudian metanol merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan biodiesel.

Agus menjelaskan metanol dapat diolah lebih lanjut menjadi Dimethyl Ether (DME) yang dapat dimanfaatkan sebagai produk bahan bakar.

“Metanol akan terus memainkan peran penting sebagai bahan baku utama di industri kimia. Hal tersebut secara pasti akan membuat kebutuhan metanol meningkat di masa mendatang,” katanya.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah menargetkan penerapan penggunaan biodiesel B40 pada tahun 2022 dan bertahap menjadi B100 pada 2024-2025.

“Karena banyak dibutuhkan, maka industri metanol didorong agar tumbuh terus,” ujarnya.

Sampai dengan saat ini, kebutuhan metanol di dalam negeri sekitar dua juta ton dan baru dapat dipenuhi dari produsen lokal sebesar 700.000 ton. Pemerintah mendukung hilirisasi batubara karena Indonesia memiliki potensi cadangan batubara medium range yang sesuai digunakan untuk likuifikasi menjadi methanol.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here