Mendag Dorong Pasar Harus Tetap Beroperasi dengan Protokol Kesehatan

0
458
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto meninjau dan melakukan penjualan langsung gula pasir pada operasi pasar gula di Pasar Baru, Kota Bekasi, Selasa 26 Mei 2020. FOTO: KEMENTERIAN PERDAGANGAN

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Perdagangan Agus Suparmanto blusukan ke Pasar Jatinegara Jakarta dan kemudian Pasar Baru Bekasi untuk melakukan Operasi Pasar Gula (OPG) yang dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp12.500/kg dan sekaligus memonitor perkembangan harga barang kebutuhan pokok.

“Saya kembali memantau stok dan harga kebutuhan pokok di pasar secara langsung. Sampai H+3 Lebaran ini, harga-harga relatif masih stabil dan bahkan cenderung turun untuk beberapa komoditi seperti bawang putih dan bawang bombai. Bawang merah yang masih tercatat tinggi sekitar Rp60.000/kg karena berkurangnya produksi. Sehingga produksi ini yang akan terus digenjot untuk menstabilkan harga,” jelas Agus di Pasar Baru Bekasi Jawa Barat Selasa 26 Mei 2020.

Dalam pemantauan di Pasar Jatinegara Jakarta dan Pasar Baru Bekasi, Jawa Barat, harga-harga barang kebutuhan pokok umumnya relatif stabil seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, daging sapi, telur ayam ras, dan cabai merah keriting.

Bahkan beberapa komoditi telah mengalami penurunan yang cukup signifikan di atas 5 persen yaitu cabai rawit merah dan bawang putih. Namun demikian beberapa komoditi masih mengalami kenaikan yaitu daging ayam, bawang merah, dan cabai merah besar.

Sementara itu, dalam Operasi Pasar Gula di Pasar Jatinegara yang dilakukan sebanyak 12 ton dan di Pasar Baru Bekasi sebanyak 4 ton bekerja sama dengan dua perusahaan yaitu PT Adikarya Gemilang dan PT Priscolin.

“Operasi pasar gula akan terus dilakukan. Di Pasar Baru Bekasi ini akan dipasok 4 ton setiap hari sampai harga turun dan stabil,” terang Agus.

Sebagai catatan, sampai saat ini, total jumlah volume Operasi Pasar Gula yang telah dilakukan sebanyak 36.516 ton antara lain di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan (Banten), Bogor dan Bekasi (Jawa Barat), dan seluruh wilayah di DKI Jakarta, Kota dan Kabupaten Malang (Jatim), Bandar Lampung (Lampung), Jambi serta Riau (Kepri).

“Dengan demikian saya pastikan stok gula untuk seluruh wilayah di Indonesia pada masa Lebaran ini sampai masa panen tebu rakyat tiba, dapat dipastikan cukup dan harga terjangkau masyarakat,” jelas Agus.

Berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan per 26 Mei 2020, harga rata-rata nasional gula pasir saat ini telah mengalami penurunan sangat signifikan lebih dari 10,38% dibandingkan pada bulan sebelumnya. Bahkan, di pasar ritel modern, harga gula tetap stabil normal sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp12.500/kg.

Harga rata-rata nasional sudah berada pada kisaran Rp14.000 hingga Rp16.500/kg. Pada kesempatan terpisah saat jelang Lebaran, Agus mengungkapkan hasil evaluasi sementara, tentang masih tingginya harga gula pasir di masyarakat.

Pertama, bergesernya musim giling tebu rakyat yang biasanya dimulai di bulan Maret bergeser menjadi bulan Juni akibat adanya perubahan iklim. Kedua, adanya mata rantai distribusi yang cukup panjang untuk sampai ke tangan konsumen.

Ketiga, ada pelaku bisnis gula nakal baik produsen, distibutor, maupun pedagang di pasar yang terbukti menahan gula dan mempermainkan harga apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Keempat, belum maksimalnya realisasi impor oleh pabrik gula berbasis tebu sehingga jadwal produksi dan distribusi gula pasir ke masyarakat mengawali pergeseran jadwal.

Pasokan impor gula mentah sebagai bahan baku gula pasir yang semula diperkirakan akan masuk di Indonesia pada Maret dan April 2020 bergeser menjadi Mei dan Juni 2020. Begitu juga impor gula pasir langsung (GKP) oleh Bulog juga baru terealisasi bulan Mei dan Juni 2020.

“Menurut evaluasi sementara, pergeseran ini terjadi akibat beberapa negara tujuan impor juga menjalankan lockdown atau karantina wilayah untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Selain itu, importir juga kesulitan mencari transportasi angkutan karena adanya protokol kesehatan yang harus diikut di negara asal impor sehingga kondisi memicu pergeseran,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Agus mengapresiasi langkah Walikota Bekasi Rahmat Effendi yang telah melakukan test SWAB kepada para pedagang di pasar Bekasi secara acak yang jumlahnya 14 pasar dengan hasil nihil. Tes ini dilakukan setelah sebelumnya diketahui terdapat beberapa pedagang yang terjangkit Covid-19.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Walikota Bekasi. Kondisi pasar baik, cukup bersih dan menerapkan protokol kesehatan. Namun harus terus ditingkatkan disiplin kebersihan dan pelaksanaan protokol kesehatan tersebut. Ini harus terus dilakukan di semua pasar,” tegas Agus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here