(Vibizmedia-Kolom) Kereta Api merupakan alat transportasi yang vital untuk perjalanan barang dan juga penumpang di Jabodetabek dan juga pulau Jawa, dimana tinggal hampir separuh penduduk Indonesia. Kereta api juga digunakan di sebagian tempat lain di Indonesia.
Memasuki era new normal moda transportasi kereta api menghadapi tantangan yang sama dengan moda transportasi lainnya. Transportasi era new normal adalah transportasi yang hiegienis dan mengikuti protokol kesehatan antara lain adalah menjamin physical distancing, untuk meminimalkan kontak fisik. Menjadi lebih digital adalah kebutuhan seluruh pelayanan masyarakat saat ini, begitu juga dengan kereta api.
Selama pandemi Covid-19 ini moda transportasi kereta api mengalami guncangan yang berat. Pembatasan sosial dan mobilisasi penumpang membuat ekonomi melambat, juga membuat sektor transportasi seperti tidak bernafas.
Era new normal juga membuat stasiun kereta/MRT/LRT, perlu menyiapkan sarana/prasarana untuk penerapan protokol kesehatan, disinfeksi, dan physical distancing. Dampaknya bisa menambah biaya operasional. Dari sisi demand maka ada pembatasan jumlah penumpang menjadi lebih sedikit agar tetap terjaga jarak. Penerapan physical distancing bisa membuat batasan menjadi 50 persen dari kapasitas dan hal ini perlu dilakukan subsidi mengingat biaya operasional tetap sama namun ada penurunan jumlah pendapatan yang besar.
Dalam hal teknis perlu dipersiapkan bagaimana masyarakat yang dalam hari-hari biasa begitu membludak menggunakan moda transportasi dan sekarang harus dibatasi? Namun jumlah penumpang ini, kemungkinan masih akan terjadi pembatasan karena pembatasan pembukaan bisnis masyarakat dilakukan secara bertahap.
New normal untuk moda transportasi kereta api perlu memperhatikan ketahanan keuangan perusahaan kereta api, agar sustainable melalui keuntungan yang diterima dan dapat mengembalikan investasi yang sudah dikeluarkan.
Dua sisi dalam keuangan memerlukan jalan keluar untuk diperhatikan, sisi pendapatan tentunya mengalami kontraksi dan penyesuaian tarif tidak mudah dilakukan, sebab pada saat ini untuk melakukan penyesuaian tarif bukanlah waktu yang tepat. Mengingat daya beli masyarakat imbas ekonomi yang turun tentulah tidak sekuat sebelum pandemi berlangsung. Sisi yang lain untuk cost optimization memerlukan kreatifitas tersendiri mengingat kualitas pelayanan terhadap masyarakat tidaklah menurun malahan lebih meningkat setelah era new normal ini.
Banyaknya tantangan untuk membuka moda transportasi kereta api pada era new normal ini, haruslah dilakukan. Sebab bagian untuk menghidupkan roda perekonomian adalah transportasi. “Sharing the pain” adalah pendekatan yang diperlukan untuk mengatasi hal ini, nilai gotong royong ada begitu kuat di negeri kita.
Konsep ini yang perlu dikembangkan untuk membuat moda transportasi berjalan di tengah tantangan yang ada. Indonesia memiliki banyak SDM yang unggul untuk memikirkannya. Bergandengan tangan dengan dunia usaha, pemerintah, perguruan tinggi, dunia industri sangat diperlukan agar kehidupan Indonesia yang baru ini akan dilakukan dengan transisi yang baik kepada penerapan Indonesia new normal.