Wapres K. H. Ma’ruf Amin: Perlunya BUMN Membesarkan UMKM Untuk Perekonomian Nasional

0
684

(Vibizmedia – Nasional) Globalisasi tidak hanya membuka peluang dan kemajuan untuk suatu negara, tapi juga tantangan dan ancaman yang semakin deras dan bisa melumpuhkan. Oleh karena itu, diperlukan pemupukan rasa cinta tanah air bagi seluruh elemen masyarakat di setiap generasi.

“Dalam kondisi seperti itulah saya melihat nasionalisme saat ini dan ke depan. Tantangan bagi kesadaran dan rasa cinta tanah air generasi bangsa ini tidak lagi cukup dipupuk dengan cara-cara lama. Kita harus mampu memberikan pengertian nasionalisme yang kontekstual, bukan tekstual, apalagi yang dogmatis,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin saat memberikan Kuliah Umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LX dan PPRA LXI Tahun 2020 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI melalui video conference di kediaman dinas Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat (9/07/2020).

Lebih lanjut wapres mengungkapkan, bahwa nasionalisme dalam konteks dunia hari ini adalah kemampuan untuk memegang jati diri kebangsaan dengan menghargai perbedaan, melakukan kolaborasi dan kemampuan berkompetisi di tingkat nasional maupun internsional. Untuk itu, perlunya Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

“Jadi sekali lagi saya ingin menyampaikan bahwa nasionalisme di era globalisasi akan secara alami terkikis dan menipis bila suatu bangsa tidak memiliki kemampuan untuk berkompetisi. [Untuk berkompetisi], bukan kekayaan alam atau kekuatan senjata [yang diperlukan] tapi kemampuan manusianya. [Karena] manusia yang unggul adalah modal utama kita mencapai Indonesia Maju,” tegas Wapres.

Wapres K. H. Ma’ruf Amin saat memberikan Kuliah Umum kepada Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LX dan PPRA LXI Tahun 2020 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI melalui video conference di kediaman dinas Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat (9/07/2020). (Foto : KIP SETWAPRES)

Pada kesempatan yang sama, Wapres juga menyampaikan mengenai posisi Indonesia yang telah ditempatkan pada kelompok kelompok negara berpenghasilan menengah atas (upper-middle income country) oleh Bank Dunia. Hal tersebut menandakan meningkatnya tuntutan bagi Indonesia untuk lebih maju lagi dan tidak terjebak dalam middle income trap. Oleh karena itu, diperlukan revitalisasi pada banyak sektor-sektor strategis, salah satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Menurut penilaian, Kementerian BUMN selaku pemegang kendali semua BUMN [memiliki] jumlah dan cakupan [yang] terlalu besar dan terlalu luas [di berbagai bidang], sehingga perlu dikurangi, dirampingkan sesuai line of business [bidang usaha] dan kebutuhan pembangunan agar lebih efisien, kompetitif dan memberikan hasil yang lebih baik,” ungkap wapres.

“Langkah tersebut harus dilakukan sebagai salah satu respon pemerintah dalam menghadapi persaingan global, sekaligus untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional. Dan sesuai dengan tujuan pembentukannya, diharapkan BUMN ke depan akan lebih mampu memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional, termasuk dalam turut serta membesarkan UMKM [Usaha Mikro Kecil Mengengah],” tandasnya.

Menutup sambutannya, Wapres menyampaikan harapannya kepada para peserta PPRA LX dan PPRA LXI agar dapat mengamalkan semua pelajaran yang didapat dalam pelatihan ini dengan baik dan dapat menjadikannya tauladan dalam membangun tatanan baru kehidupan nasional yang rukun.

“Akhirnya saya berharap para peserta PPRA 60 dan PPRA 61 dapat menjadi teladan dan panutan masyarakat. Mendorong terciptanya tatanan baru kehidupan nasional yang rukun, produktif dan mampu melakaanakqn praktik demokrasi yang sehat, beretika, bermoral sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila yang telah kita sepakati bersama,” pesan Wapres.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here