Bantuan Pemerintah Bagi Koperasi dan UMKM Penunjang Adaptasi Bisnis pada Masa Pandemi

0
478
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. FOTO: KEMENKOP & UKM

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki menyampaikan alokasi anggaran bagi koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menekan dampak pandemi sudah tersalurkan sebesar 24 persen dari total sebesar Rp124 triliun

Teten mengatakan anggaran yang ditargetkan tersalurkan seluruhnya sebelum bulan September 2020 tersebut mencakup insentif pajak, relaksasi dan restrukturisasi kredit dan perluasan modal kerja UMKM, khususnya pada masyarakat menengah ke bawah.

“Untuk di koperasi, sudah sekitar 24%. Lalu target kita di akhir bulan Juli ini bisa 50 persen. Insyaallah sebelum September bisa 100 persen,” ungkap Teten saat berdialog di Media Center Gugus Tugas di Graha BNPB, Jakarta, Rabu 15 Juli 2020.

Pembagian anggaran secara merinci dari masing-masing aspek, di antaranya adalah insentif pajak, relaksasi dan restrukturasi kredit, serta perluasan modal kerja UMKM. Dalam aspek insentif pajak, target alokasi anggaran sebesar Rp2,4 triliun relaksasi dan restrukturisasi sebesar Rp114,06 triliun. Sementara perluasan modal kerja UMKM sebesar Rp7 triliun.

Teten mengungkapkan bahwa seluruh dana bantuan UMKM disalurkan melalui perbankan, BPD, BPR, koperasi simpan pinjam dan koperasi melalui LPDB.

“Yang saya pegang langsung adalah sekarang 1 triliun itu untuk koperasi, jadi lewat koperasi. Nah sekarang kita salurkan lewat lembaga dana bergulir di tempat kami. Kami bisa memberikan bantuan modal kerja bagi koperasi sampai 100 miliar. Jadi, silahkan saja mengajukan.” terangnya.

Untuk itu, pihaknya berusaha mendampingi koperasi dalam melakukan adaptasi bisnis dan melakukan atau melahirkan inovasi produk sesuai dengan permintaan pasar.

“Yang kita coba dampingi di awal itu bagaimana mereka melakukan adaptasi bisnis, dan inovasi produk disesuaikan dengan permintaan market,” kata Teten.

Lebih lanjut, Teten menegaskan bahwa pasca pandemi Covid-19 kebutuhan belanja masyarakt terbatas pada kebutuhan pokok dan alat perlindungan diri. Oleh karena itu, pemerintah membantu Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) untuk memproduksi APD dan alat kesehatan lainnya, seperti masker.

“Waktu itu kita coba dampingi supaya mereka bikin masker, masker kain. Kami carikan juga bahan bakunya, kami carikan juga offtakernya,” ucapnya.

Selain itu, Teten juga menjelaskan bahwa saat pandemi jumlah akun marketplace meningkat karena masyarakat beralih ke bisnis online. Dengan membuka bisnis secara online, Teten beranggapan bahwa hal ini mampu mengurangi kerumunan.

“Nah sekarang buka usaha tidak hanya buka warung di offline, sekarang jumlah account yang jualan di marketplace meningkat. Jadi banyak warung digital, ya. Nah itu temen-temen yang memang kehilangan pekerjaannya,” ujarnya.

Saat ini, Kementerian Koperasi dan UKM mulai melakukan pelatihan dan edukasi kepada UMKM terutama di sektor kuliner untuk melakukan adaptasi bisnis.

“Jadi saat ini kita juga mengingatkan, mulai bikin pelatihan-pelatihan juga, edukasi untuk UMKM terutama di sektor kuliner, pasca pandemi Covid ini, satu, akan kultur barunya itu orang akan lebih senang belanja di online. Terus kedua juga aspek kesehatan juga jadi pertimbangan utama konsumen,” imbuhnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here