Kemenperin: Transformasi Industri 4.0 Turunkan Biaya dan Down Time

0
370
Ilustrasi industri 4.0. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Agar perekonomian kembali pulih di tengah pandemi, dan aktivitas industri mampu berjalan seperti sediakala tanpa mengabaikan prosedur dan protokol kesehatan. Kementerian Perindustrian terus berupaya mengambil langkah strategis melalui akselerasi transformasi industri 4.0 yang sejalan dengan Making Indonesia 4.0.

“Transformasi industri 4.0 ini memberikan keuntungan bagi perusahaan industri dengan menurunkan biaya dan down-time, meningkatkan kinerja mesin dan peralatan, meningkatkan kecepatan operasi produksi dan kualitas produk, serta compatible dengan protokol kesehatan,” ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi dalam keterangannya, Kamis 16 Juli 2020.

Selama pandemi Covid-19, pihaknya aktif melakukan sosialisasi awareness kepada para stakeholder industri agar tetap produktif dengan industri 4.0, di antaranya melalui penyelenggaraan assessment Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) secara online guna mengakselerasi pelaku industri untuk dapat bertransformasi menuju industri 4.0.

“Sekitar 500 perusahaan industri telah terlibat dalam assesment INDI 4.0 dan proses transformasi industri 4.0 di tahun 2019,” jelas Doddy.

INDI 4.0 yang telah diluncurkan tahun 2019 tersebut, merupakan alat untuk mengukur kesiapan industri dalam bertransformasi menuju industri 4.0.

INDI 4.0 yang merupakan indeks acuan bagi industri dan pemerintah dalam mengukur tingkat kesiapan industri untuk bertransformasi menuju industri 4.0 di Indonesia yang terdiri dari lima pilar (pilarmanajemen dan organisasi, pilar orang dan budaya, pilar produk dan layanan, pilar teknologi dan pilaroperasi pabrik). “Pada INDI 4.0 terdapat lima level, yaitu level nol hingga level empat yang menunjukkankesiapan industri dalam menerapkan industri 4.0,” katanya.

Pengisian assesment INDI 4.0 pada sistem informasi industri nasional (SIINas) dilakukan secara virtual mulai Rabu 15 Juli 2020, yang diikuti oleh150 perusahaan industri dari berbagai sektor, antara lain makanan dan minuman, elektronik, otomotif, kimia, elektronik, farmasi, alat kesehatan, logam dan aneka, serta dihadiri juga oleh tenaga ahli dan perusahaan industri yang telah melakukan transformasi industri 4.0 di tahun sebelumnya.

“Memang prioritas industri 4.0 ini pada lima sektor yaitu makanan minuman, tekstil, kimia, otomotif, dan elektronika, serta farmasi dan alat kesehatan guna mendukung percepatan pemulihan pandemi covid-19 ini. Kami juga memberi kesempatan kepada sektor lain bila ingin bertransformasi menuju industri 4.0,” terang Doddy.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here