Rumah Vokasi dan SDM Unggul Indonesia

0
1869
Ilustrasi industri. FOTO: VIBIZMEDIA.COM|MARULI SINAMBELA

(Vibizmedia-Kolom) Latar belakang mengapa ada Rumah Vokasi, atau Forum Pengarah Vokasi menurut Wikan Sakarinto Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah pertama sesuai semangat link dan match antara dunia pendidikan vokasi dan industri. Sesudah terjadi link maka perlu ada match dan sampai pada pernikahan. Kemendikbud sudah menganggarkan dana sebesar Rp 3,5 triliun untuk membuat link dan match pendidikan vokasi seperti politeknik, institut, akademi dan sebagainya yang berjumlah 2.000, 14.000 SMK dan 17.000 lembaga kursus dan pelatihan.

Semua itu adalah pendidikan vokasi yang perlu dinikahkan dengan dunia industri atau dunia kerja. Rumah Vokasi dibentuk untuk menyadarkan masyarakat pentingnya link dan match. 20% dari pendidikan vokasi telah melakukan link dan match sudah cukup dalam, kurikulum dibuat bersama, disepakati bersama dan juga dididik bersama, hingga magang dirancang bersama sejak awal dan terakhir ada komitment bahwa bila semua proses sudah dilakukan ada serapan ke Industri. Meningkatkan prosentase pendidikan yang link dan match dengan industri adalah quick win dari Rumah Vokasi.

Vokasi memerlukan adanya platform atau kebijakan kemana arah vokasi hingga 20 hingga 50 tahun kedepan. Hal ini adalah latar belakang yang kedua alasan Rumah Vokasi dibentuk. Indonesia perlu platform, bisa mengambil contoh Amerika, Jepang, Jerman, Swiss dan negara lain , atau mencari rumusan model sendiri. Kedua alasan ini menjadi latar belakang Rumah Vokasi dibentuk. Saat ini Rumah Vokasi telah diikuti oleh para wakil dari industri yang sudah berjumlah 39 orang. Rumah vokasi menjadi tempat dimana industri dapat menyampaikan apa yang dibutuhkan, sehingga mendidik apa yang dibutuhkan. Rumah vokasi mewajibkan komitmen dari industri untuk mengajar minimal 50 jam per semester, atau sekitar 10 jam per bulan atau 2-3 jam per minggu.

Bagi Industri sekarang ini yang dibutuhkan adalah orang-orang yang terampil ditengah lulusan yang sedang susah cari kerja. Bagi negara-negara besar vokasi adalah strategi ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan mengatasi pengangguran. Dua pilar utama vokasi adalah pendidikan dan pelatihan serta industri yang siang siap untuk bekerjasama dalam mewujudkannya. Tentu saja hal ini memiliki mekanisme yang diperlukan untuk mewujudkannya.

Salah satu kisah sukses penerapan pendidikan vokasi adalah apa yang diselenggarakan oleh Kawasan Industri MM 2100. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mitra Industri adalah sekolah yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan kelompok Industri di MM 2100. SMK ini dibentuk oleh industri dan menyusun kurikulum bersama industri dan dididik oleh bersama-sama oleh industri, bahkan kepala sekolahnya adalah Kepala SDM salah satu perusahaan. Penyerapan dari pola pendidikan seperti ini hingga 100% kepada Industri karena sudah match dengan kebutuhan Industri.

Tantangan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana mereplikasi pola pendidikan seperti yang terjadi pada MM 2100 ke seluruh Indonesia. Vokasi polanya 70% adalah praktek dan 30% teori, vokasi tidak hanya sampai jenjang SMK namun juga hingga perguruan tinggi. Mengambil contoh negara lain seperti Malaysia, maka diperkirakan 80% lulusan SMP masuk SMK dan setelah tamat langsung bekerja. Sedangkan sisanya bekerja sendiri, atau lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pola ini membuat mimpi Indonesia memiliki SDM yang unggul bisa tercapai ditengah bonus demografi yang dimiliki.

Rumah Vokasi meminta industri menempatkan para pengambil keputusan, orang yang memiliki kompetensi di industrinya dan mencintai pendidikan. Tujuan utamanya adalah bagaimana menyusun road map pendidikan vokasi yang bisa digunakan dalam masa depan. Indikator keberhasilannya adalah keterserapan para lulusan, inovasi yang mengurangi impor, meningkatkan secara signifikan produktivitas. Vokasi tujuan besarnya membuat kesejahteraan bagi perusahaan, masyarakat juga pemerintah. Salah satu tantangan yang besar adalah kesadaran industri itu sendiri, dan masyarakat, bahwa pendidikan vokasi menjadi jalan untuk Indonesia maju.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here