Antisipasi Meluapnya Air Sungai, Kementerian PUPR Buat Tanggul Darurat di Luwu Utara

0
474
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membantu penanganan darurat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. FOTO: KEMENTERIAN PUPR

(Vibizmedia-Nasional) Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan penanganan bencana banjir bandang di Kabupaten Luwu terus dilakukan selama masa penetapan tanggap darurat oleh Pemerintah Daerah 14 Juli-12 Agustus 2020 hingga pasca bencana.

Adenan mengungkapkan selama masa tanggap darurat, pihaknya telah menerjunkan 44 unit alat berat berupa 12 unit excavator, 3 unit Dozer, dan 29 unit Dump Truk ke enam kecamatan terdampak yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Malangke Barat, dan Malangke serta di Desa Radda yang kondisinya paling parah akibat banjir bandang.

“Penanganan darurat seperti pembersihan lumpur dan pengeringan terus dilakukan, termasuk sudah dikerahkan pompa alkon sebanyak 22 unit dan penanganan sementara mencegah kembalinya meluap air sungai menggunakan tanggul karung pasir (sandbag) sebanyak 1.000 buah,” jelas Adenan di lokasi banjir bandang Kabupaten Luwu Utara, Rabu 22 Juli 2020.

BBWSPJ juga terus menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tanggap darurat yang sudah diinstruksi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau banjir bandang di Luwu Utara pada Kamis, 16 Juli 2020.

Menurut Adenan, Menteri Basuki menginstruksikan untuk memprioritas pembersihan dan pengangkutan lumpur menjadi tanggul sungai sementara agar tidak banjir lagi dan sekaligus untuk membuka konektivitas Palopo – Masamba, membersihkan jalan dan titik-titik yang masih tergenang dan tertutup lumpur di Kecamatan Masamba serta melakukan normalisasi sungai dengan pengerukan, perbaikan alur sungai dan pembuatan tanggul sungai untuk penanganan permanen.

“Untuk membersihkan material lumpur dan kayu yang menutup akses Trans Sulawesi di Poros Palopo-Masamba kita sudah memobilisasi alat berat excavator dan dump truck dan sudah selesai bisa dilalui sejak Minggu, 19 Juli 2020. Memang ruas tersebut merupakan jalur vital untuk pergerakan orang dan logistik yang menghubungkan Kota Palopo-Kabupaten Luwu Utara-Luwu Timur sampai Poso,” terang Adenan.

Lebih lanjut, Adenan mengatakan untuk progres pembersihan dan pengangkutan lumpur, khususnya untuk membuka konektivitas di wilayah Kecamatan Masamba sebagai wilayah terparah dampak banjir bandang sudah mencapai 90%. Untuk pengeringan masih terus dilakukan karena sempat terkendala hujan beberapa hari terakhir.

“Untuk mempercepat pengaliran genangan air, kami melakukan upaya dengan membuka dan memperdalam jalur drainase seperti di samping Koramil ke Hotel Yuniar. Terus membuat 2 jalur drainase di samping bandara dan Masjid Agung Syuhada. Untuk pekerjaan infrastruktur pasca bencana, Bapak Menteri juga sudah menginstruksi untuk paket pengendalian banjir di sini untuk segera dilakukan lelang cepat,” terangnya.

Pihaknya bersama tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara masih bekerja sama untuk melakukan pendataan kerusakan dan korban yang diakibatkan banjir bandang tersebut. Selain itu, juga membantu pembersihan beberapa objek vital di Luwu Utara seperti area sekitar runway Bandar Udara Andi Jemma yang tertutup lumpur dan rumah dinas bupati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here