Kemenperin Pastikan Kesiapan KIT Batang Tampung Relokasi Pabrikan Multinasional

0
474
Ilustrasi kesiapan Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah menyambut masuknya investor asing. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Agar aktivitas industri bisa berjalan efisien dan menjadi daya tarik investor, Kementerian Perindustrian terus memastikan kesiapan sejumlah kawasan industri yang akan dijadikan lokasi untuk menampung sejumlah pabrikan multinasional yang ingin relokasi ke Indonesia.

“Salah satunya yang sedang kami akselerasi pembangunannya adalah Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Ini sebagai tindak lanjut dari hasil kunjungan Bapak Presiden Joko Widodo pada akhir Juni lalu,” ungkap Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Dody Widodo dalam keterangannya, Minggu 26 Juli 2020.

Sebelumnya, pada Jumat, 24 Juli 2020 kemarin, Dirjen KPAII kembali meninjau progres pembangunan KIT Batang. “Kami menyampaikan bahwa pemerintah ingin pembangunan 450 hektare dari total lahan 4.300 hektare bisa selesai dalam kurun waktu enam bulan,” jelasnya.

Dari segi infrastruktur, menurut Doddy, KIT Kabupaten Batang memiliki banyak kelebihan dan daya tarik untuk menjawab keluhan para investor. “Biasanya keluhan utama dari investor, yakni tentang harga lahan yang bergejolak tinggi setelah ditetapkan menjadi kawasan industri. Namun, harga lahan dan fasilitas di KIT Batang mampu bersaing dengan kawasan industri di negara lain seperti China,” katanya.

Dody mengungkapkan pihaknya mendukung pengembangan KIT Batang dengan konsep The Smart and Sustainable Industrial Estate. Artinya KIT Batang ini nantinya dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti perumahan pekerja, unit pendidikan, layanan kesehatan, dan ketersediaan rantai pasok antara sektor industri.

“Sekitar 108 hingga 2.027 hektare akan dibangun sampai tahun 2024, tidak hanya sebagai daya tarik,
tapi menjadi supply chain di koridor Pantura Jawa,” terangnya.

KIT Batang ditargetkan untuk menjadi kawasan industri percontohan kerja sama antara pemerintah dan BUMN, dengan konsep infrastruktur dasar dan pendukung disediakan oleh pemerintah.

Infrastruktur tersebut meliputi akses jalan untuk tol dan non-tol, penyediaan air baku dan air bersih, kereta api, listrik, gas, terminal kontainer darat (dry port) dan pelabuhan. Di samping itu, KIT Batang akan dikembangkan sesuai klaster industri, bukan berdasarkan asal negara.

Selanjutnya, KIT Batang didorong untuk mengalokasikan minimal lima persen dari luas lahan untuk klaster Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), sesuai dengan asas efektifitas dan efisiensi ekonomi untuk memudahkan penyediaan fasilitas pendukung.

Bupati Batang Wihaji mengatakan pihaknya meminta dukungan dari berbagai kementerian dengan regulasinya untuk mempercepat kehadiran investor di KIT Batang. Sebab, ketika ada investasi, efeknya berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan perputaran uang sehingga memacu perekonomian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here