Tingkatkan Mutu dan Produktifitas, Kemenperin Latih 200 Industri dan Produk Tekstil

0
1673
Tekstil
Ilustrasi industri tekstil. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Sebagai upaya mendorong pelaku industri lebih inovatif dan mampu bersaing di pasar, Kementerian Perindustrian memacu daya saing dan produktivitas pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

“Oleh karena itu, salah satu unit kerja di bawah binaan kami, yakni Balai Besar Tekstil menyelenggarakan Kelas Online Santai (Kelosan) untuk industri TPT melalui platform Zoom Meeting,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi saat membuka kelas online secara virtual, Selasa, 6 Oktober 2020.

Kegiatan yang di ikuti sebanyak 200 peserta yang terdiri dari pelaku industri TPT skala besar, industri kecil dan menengah (IKM), serta wirausaha baru (WUB). Selain itu, terdapat civitas akademisi, perwakilan Balai dan Baristand di lingkungan Kemenperin serta perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Adapun dua tema yang menjadi bahasan, yaitu Pengenalan Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2015 untuk upgrading IKM berdaya saing dan topik tentang Pemahaman Parameter Uji terkait Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (K3L).

“Dalam situasi pandemi saat ini, seyogyanya kita menciptakan inovasi-inovasi metode pembelajaran, sehingga industri tidak kehilangan kesempatan untuk meningkatkan wawasan serta kompetensi sumber daya manusia (SDM),” jelas Doddy.

Menurut Doddy, pihaknya memiliki unit litbang Balai Besar Tekstil di Bandung yang selama ini berperan strategis dalam menyiapkan pelaku industri TPT yang berdaya saing. Upaya tersebut dijalankan sesuai dengan kapasitas unit litbang tersebut dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan jasa teknis untuk industri, khususnya berupa bimbingan teknis, pelatihan, konsultansi serta pengujian terhadap mutu produk TPT.

Doddy mengatakan industri TPT merupakan salah satu sektor yang strategis bagi perekonomian nasional. Peran vitalnya itu antara lain sebagai sektor padat karya, memenuhi kebutuhan sandang dalam negeri, serta penghasil devisa ekspor nonmigas dengan nilai yang cukup signifikan.

“Di tengah pandemi Covid-19, industri TPT kita masih memperlihatkan pertumbuhan yang ditunjang oleh permintaan domestik dan kinerja ekspor yang tinggi,” katanya. Berdasarkan catatan Kemenperin, kinerja ekspor industri TPT sepanjang 2019 mencapai USD12,89 miliar, dan pada periode Januari-Juli 2020 telah menembus hingga USD6,15 miliar.

Pada kuartal II-2020, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan industri TPT memberikan kontribusi terhadap PDB sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 6,93 persen. “Sementara untuk kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, industri TPT menempati urutan keempat menjadi kontributor terbesar yang mencapai 1,24 persen,” terangnya.

Guna memperkuat peran strategis industri TPT tersebut, lanjutnya, perlu dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait sehingga bisa semakin memperkuat daya saingnya terutama di kancah global. “Upaya peningkatan daya saing industri TPT nasional dipacu pemerintah melalui kemudahan ketersediaan bahan baku dan pasokan energi, serta penyusunan aturan perlindungan (safeguard),” kata Doddy.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here