(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa transaksi online produk kosmetik meningkat sebesar 80% di tengah kondisi pandemi Covid-19. Untuk itu, pihaknya mendorong pelaku industri kecil menengah (IKM) untuk bisa mencari peluang usaha dikarenakan adanya adaptasi kebiasaan baru akibat pendemi, telah menggeser pola belanja dari offline menjadi online.
“Social distancing menyebabkan konsumen menjadi lebih banyak waktu di rumah, sehingga lebih banyak waktu merawat kulit, badan, dan rambut akibatnya belanja permintaan untuk perawatan di rumah semakin meningkat menggantikan kebutuhan salon dan spa,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih pada pembukaan Virtual Expo IKM Kosmetik 2020, Selasa, 24 November 2020.
Menurut Gati, guna memenuhi permintaan konsumen yang melonjak tersebut, pihaknya mendorong agar pelaku IKM kosmetikterus meningkatkan produktivitasnya karena akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Untuk itu, kami juga meminta kepada mereka bisa berinovasi dalam menciptakan produk dan menjalankan bisnisnya,” jelas Gati.
Gati menjelaskan penyelenggaraan kegiatan Virtual Expo IKM Kosmetik 2020 yang diikuti oleh 35 pelaku usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, diyakini dapat menjadi wadah bagi para IKM kosmetik, spa, dan produk spa untuk memperluas akses pasarnya.
“IKM ini kami ajak untuk ikut dalam virtual expo, selain sebagai sarana pemasaran produk, juga untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk kosmetik dalam negeri. Selain itu, meningkatkan kapasitas bisnis dan meningkatkan awarenessIKM terhadap produk kosmetik lokal yang aman dan terjangkau,” terangnya.
Perlu di ketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan I tahun 2020, kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional (termasuk sektor kosmetik) mengalami pertumbuhan yang gemilang sebesar 5,59%. Bahkan, di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa melalui capaian nilai ekspornya yang menembus USD317 juta atau sekitar Rp4,44 triliun pada semester I-2020 atau naik 15,2% dibanding periode yang sama tahun lalu.