(Vibizmedia-Nasional) Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan akselerasi belanja negara terus diupayakan untuk mendukung penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Menurutnya, hingga akhir bulan Oktober 2020, belanja negara mencapai Rp2.041,8 triliun (74,5% dari pagu yang telah ditetapkan) tumbuh sebesar 13,6%.
Jumlah tersebut terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) hingga akhir Oktober 2020 mencapai Rp725,7 triliun yang didukung oleh belanja pegawai sebesar Rp201,1 triliun, belanja barang sebesar Rp264 triliun, belanja modal sebesar Rp89,7 triliun dan belanja bantuan sosial sebesar Rp170,9 triliun.
“Belanja pegawai dalam hal ini turun 1,7%, belanja barang tumbuh 11,7%, belanja modal negatif 11%, dan belanja bansos mengalami kenaikan yang luar biasa yaitu 86,3%. (Kenaikan belanja bansos) ini yang tadi untuk melindungi masyarakat sehingga terlihat kemampuan kita untuk mengurangi dampak negatif Covid terhadap kemiskinan,” jelas Sri Mulyani pada acara Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta (APBN KiTa) yang diselenggarakan secara virtual pada Senin, 23 November 2020.
Sedangkan, untuk belanja Non K/L, yang terdiri dari alokasi untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga akhir Oktober 2020 terlihat ada kenaikan sebesar 26,8% yaitu mencapai Rp618,2 triliun. Sementara itu, untuk belanja Transfer Keuangan Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai Rp698 triliun, naik 3,1%.
“Adanya akselerasi belanja barang yang cepat pada kuartal ketiga menggambarkan bahwa keseluruhan Kementerian/Lembaga melakukan berbagai kegiatan yang bisa diharapkan mendongkrak kembali ekonomi,” lanjut Sri.
Sri menyebut bahwa realisasi belanja barang tumbuh sebesar 11,7% utamanya didorong pelaksanaan program PEN terutama untuk kesehatan dan berbagai bantuan pemerintah. Untuk belanja operasional, jasa dan perjalanan dinas mengalami penurunan karena dipengaruhi oleh kebijakan pembatasan sosial. Sedangkan untuk belanja barang yang diserahkan dan BLU mengalami kenaikan yang terutama didorong oleh pelaksanaan program PEN dan peningkatan belanja BLU untuk biodesel dan kelapa sawit.