(Vibizmedia – IDX Stocks) – Pada sepanjang satu pekan perdagangan sampai hari ini, saham-saham farmasi BUMN melesat signifikan. Secara akumulasi, kenaikan tertinggi dicatatkan oleh PT Indofarma Tbk pemilik saham dengan kode INAF ini melesat 28,74% ke level Rp 4.390 per saham, meskipun hari ini mengalami koreksi sebesar 6.99 persen.
Disusul PT Kimia Farma Tbk , dengan kode saham KAEF yang meningkat 29,487% ke level Rp 4.480 per saham dan PT Phapros Tbk (PEHA) yang naik 15% menjadi Rp 1.955 per saham. Sementara itu, emiten farmasi swasta, yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) pada satu pekan terakhir ini telah turun sebesar 1% ke posisi Rp 1.480 per saham meskipun untuk hari ini (Kamis,10/12/2020) mengalami penguatan tipis sebesar 5 poin atau 0.34 persen.
Pergerakan KLBF yang lesu dibandingkan emiten farmasi lainnya disebabkan adanya larangan bagi perusahaan swasta untuk mengimpor vaksin Covid-19 pada 2021.
Larangan ini disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang berlangsung pada Selasa, 1 Desember 2020.
Perusahaan swasta tidak boleh mengimpor vaksin Covid-19 untuk 2021 supaya harga dan distribusinya bisa terkontrol. Kemungkinan, pihak swasta baru boleh mengimpor vaksin Covid-19 dengan berbagai merek pada tahun 2022 atau 2023.
Meskipun begitu, di luar adanya larangan impor dari pemerintah, Kalbe Farma memang belum dapat mengimpor vaksin. Pasalnya, pengembangan vaksin Covid-19 yang merupakan hasil kerja sama dengan Genexine asal Korea Selatan masih dalam tahap uji klinis I dan II.
Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius juga telah menegaskan hal ini kepada media bahwa kandidat vaksin Kalbe Farma masih tahap uji klinis sehingga belum bisa impor saat ini. Dan baru diperkirakan uji klinis akan selesai pada pertengahan tahun 2021 atau kuartal III-2021. Untuk itu, Kalbe Farma akan melanjutkan ke tahap uji klinis berikutnya sambil memantau perkembangan peraturan yang ada.
Selasti Panjaitan/Vibizmedia
Editor : Asido Situmorang