(Vibizmedia-Kolom) Presiden Jokowi di Merauke pada tanggal 20 Desember 2015 menuliskan tentang Impiannya bagi Indonesia 2015-2085. Impian pertama sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia. Kedua masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralism, berbudaya, religious dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Ketiga Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia. Keempat Masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebeas dari perilaku korupsi. Kelima terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia. Keenam Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik. Ketujuh Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia.
Tujuh mimpi Jokowi kemudian ini digagas oleh Bappenas menjadi dasar Visi Indonesia 2045, menurut Kepala Bappenas kenapa 2045 adalah karena 100 tahun dari hari kemerdekaan Indonesia. Visi 2045 ini dituangkan dalam beberapa indikator yang lebih terukur dan sesuai dengan Undang-Undang Dasar dengan visi Indonesia Berdaulat Maju Adil Dan Makmur. Gagasan Bappenas ini diwujudkan sesuai dengan megatrend yang akan terjadi di dunia pada tahun 2045, dalam hal demografi, perekonomian dunia, pembangunan sumber daya manusia termasuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan. Pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. Bappenas menuangkannya menjadi Pilar Pembangunan Indonesia 2045. Beberapa Indikator ekonomi Indonesia tahun 2045 adalah dari sisi PDB perkapita kan mencapai 28.934 dolar Amerika, saat itu penduduk Indonesia akan mencapai 320 juta orang, dan elektrifikasi 1 juta Megawatt. Untuk mencapainya fase pertama dari 2016-2025 adalah memperkuat struktur ekonomi, fase 2 2026-2035 mempercepat pertumbuhan berbasis inovasi dan fase ketiga 2036-2045 melakukan modernisasi ekonomi berbasis kualitas dan berkelanjutan.
Visi Pembangunan Nasional 2045
Pembangunan sumber daya manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada tahun 2045 diprediksi akan terjadi banyak kemajuan. Pendidikan, peningkatan taraf pendidikan rakyat indonesia dipercepat melalui, meningkatnya rata-rata lama sekolah menjadi 12 tahun (2026–2035). Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi mencapai 60% pada tahun 2045. Jumlah mereka yang lulus pendidikan menengah keatas mendekati 100% pada tahun 2045. Meningkatkan proporsi lulusan profesional dalam bidang ilmu teknik. Meningkatkan pendidikan vokasi berorientasi demand-driven.
Untuk mencapai visi tahun 2045, perlu dilakukan perubahan paradigma dari ekonomi berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menjadi Ekonomi Berbasis Inovasi dimana indikatornya adalah perbaikan kualitas SDM, peningkatan produtivitas, peningkatan investasi dan perbaikan pasar tenaga kerja. Pemerintah mendorong hilirisasi riset dan inovasi yang peduli akan kelestarian lingkungan. Ekonomi Sirkular fokus pada penggunaan optimal dari sumber daya dalam aspek produksi, hingga konsumsi. Ekonomi Sirkular dapat menjadi solusi atas sampah serta untuk memenuhi kebutuhan energi berbahan dasar limbah. Beberapa inovasi sampah organik perkotaan dapat diubah menjadi pupuk organik ramah lingkungan dan sumber tenaga listrik.
Peran Riset dan Inovasi dalam Mendorong Ekonomi Sirkular
Ekonomi Sirkular adalah ekonomi yang melakukan pendauran ulang dan penggunaan kembali sampah, remanufaktur produk, produk hijau, tidak beracun, tahan lama dan bisa didaur ulang. Produksi yang lebih bersih dengan sumber yang lebih sedikit. Pelayanan yang lebih baik untuk memperpanjang masa hidup. Ekonomi Sirkular memberikan manfaat dengan meminimalisir limbah, mengurangi jejak ekologis lingkungan, mengurangi ketergantungan akan Sumber Daya Alam, menghasilkan peningkatan pendapatan. Circular Economy sebagai solusi atas sampah (waste) dan memenuhi kebutuhan energi, termasuk kebutuhan untuk membuat produk-produk berbahan limbah. Pupuk hayati sebagai salah satu contoh inovasi ekonomi sirkular, yang melahirkan alternatif kebutuhan pupuk di Indonesia untuk menyuburkan dan memelihara kualitas tanah. Inovasi pengolahan sampah menjadi pupuk hayati merupakan salah satu program Prioritas Riset Nasional (PRN) Kemenristek/BRIN yaitu Ketahanan Pangan. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah-Putih di Bantar Gebang yang merupakan pilot project hasil kerjasama Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pengolahan sampah menjadi energi listrik dapat dikategorikan sebagai ekonomi sirkular, yaitu proses produksi yang tidak pernah berhenti dan berupaya menghasilkan zero waste.
Perubahan dari Resource-driven Economy kepada Innovation-driven Economy merupakan kunci untuk Indonesia bisa mencapai visi 2045. Gelombang investasi yang masuk ke Indonesia harus dipilah dengan kerangka berpikir ini. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam, manusia namun memerlukan permodalan agar mencapai pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Setiap pelaku ekonomi di Indonesia perlu memiliki sikap yang mengutamakan teknologi tepat guna dan nilai tambah juga Komersialisasi.