Mensos: Tagana Produk Kearifan Lokal, Tangani Bencana Alam dan Sosial

0
465
Menteri Sosial Tri Rismaharini menghadiri Puncak Hari Ulang Tahun Tagana ke-17 Bhakti Sosial dan Jambore Nasional di Plaza Pantai Timur Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, pada Rabu, 31 Maret 2021. FOTO: KEMENSOS

(Vibizmedia-Nasional) Sebagai kekuatan berbasis masyarakat dalam bentuk kearifan lokal yang terbukti tangguh dan berdedikasi, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengapresiasi peran dan pengabdian Taruna Siaga Bencana (Tagana) dalam membantu penanganan bencana.

Sebagai produk kearifan lokal, Risma menegaskan Tagana membuktikan kehadirannya telah memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dalam penanganan bencana. Ia menyinggung peran Tagana dalam menekan jumlah korban jiwa, saat gempa melanda Aceh tahun 2004 silam.

“Ya Tagana ini merupakan bentuk atau produk kearifan lokal. Pengabdian dan kontribusi Tagana sangat membanggakan. Di Simeuleu yang harusnya paling parah korban dilaporkan hanya 4 jiwa. Ini tidak lepas dari kuatnya peran kearifan lokal termasuk di dalamnya Tagana,” kata Risma pada Puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Tagana ke-17 Bhakti Sosial dan Jambore Nasional di Plaza Pantai Timur Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Rabu, 31 Maret 2021.

Dalam kunjungan ke kawasan bencana, Risma turut mendengar laporan bahwa Tagana dari daerah lain biasa tergerak membantu rekannya yang tengah bertugas di lokasi bencana.

“Mereka tanpa dipanggil sudah dengan inisiatif sendiri ikut membantu. Dirgahayu Tagana ke-17. Jadi Tagana dari daerah sekitar biasa datang dan ikut membantu. Mereka bekerja tidak kenal lelah. Dari pagi sampai malam,” ucapnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Tagana bekerja bersama dengan unsur-unsur masyarakat lainnya termasuk dengan pilar-pilar sosial Kementerian Sosial. Ia mengucapkan terima kasih kepada Tagana. “Salam juga dari Bapak Presiden untuk Tagana,” katanya. Dalam kesempatan sama, Risma menyatakan peran Tagana tidak hanya pada saat bencana, namun juga sebelum penanganan bencana.

Dalam hal ini, Tagana juga menyelenggarakan pelatihan antisipasi menghadapi bencana dengan melibatkan anak sekolah. “Ini bagus ya. Sehingga nanti mereka sudah mulai terbiasa dan mengenal penanganan bencana sejak dini. Ini diharapkan bisa mengurangi resiko bencana,” katanya.

Mensos juga menegaskan, Tagana tidak hanya menangani bencana alam, namun juga bencana sosial yang sudah berjalam dalam beberapa kesempatan.

“Kemensos menyelenggarakan program Tagana Masuk Sekolah (TMS). Dengan tujuan sebagai upaya sosialisasi kesiapsiagaan kepada seluruh anak-anak, guru dan orangtua di sekolah,” katanya.

TMS menggunakan metode pengenalan jenis bencana dan model pengurangan resiko bencana, Strategi kesiapsiagaan dan mitigasi menghadapi bencana dan pengorganisasian penanggulangan bencana di satuan pendidikan.

Risma mengungkapkan dalam penanganan bencana, pihaknya melakukan tugasnya dengan memberikan bantuan berupa permakanan dengan layanan dapur umum, pendirian tenda darurat dan layanan dukungan psikososial serta mengeluarkan cadangan beras pemerintah (CBP) dan santunan ahli waris korban yang meninggal dunia.

Dengan segala keterbatasan, Risma menyadari sinergitas multi pihak dengan Kementerian/Lembaga terkait merupakan hal yang mutlak dilakukan sehingga pelayanan kepada korban bencana alam diharapkan dapat terlaksana secara cepat dan tepat.

“Saya harapkan kepada seluruh Kepala Dinas Sosial provinsi atau yang mewakili agar tidak saja ditingkat nasional sinergitas antar lembaga ini terjadi namun ditingkat daerah provinsi ataupun di kabupaten/kota sehingga benar-benar sinergitas ini mempunyai daya guna yang mampu meningkatkan pelayanan bagi masyarakat,” terangnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here