(Vibizmedia – Commodity) – Indonesia adalah pengimpor kedelai yang besar dari Amerika Serikat, jadi pergerakan harga menjadi penting untuk diperhatikan, pada bulan April dan awal Mei harga kedelai mencapai harga tertinggi 8 1/2 tahun karena persediaan kedelai berkurang sementara panen baru berlangsung bulan September di AS, sedangkan di Amerika Selatan panen agak terlambat karena cuaca kering di awal penanaman.
Harga kedelai pada penutupan pasar hari Jumat naik kembali setelah pada hari Kamis turun melanjutkan kenaikan setelah laporan bulanan Perkiraan permintaan dan persediaan bulanan, dimana persediaan kedelai dan juga persediaan minyak kedelai yang mencapai rekor terendah 11 tahun. Harga kedelai telah mencapai harga tertinggi 8 1/2 tahun karena persediaan kedelai yang masih turun, dan peningkatan kedelai yang digiling untuk minyak kedelai akibat himbauan untuk pemakaian biodiesel, bahan bakar menggunakan bahan minyak nabati. Akibatnya permintaan minyak kedelai meningkat, namun persediaan biji kedelaipun turun, akibatnya persediaan minyak kedelai turun ke rekor terendah 11 tahun.
Harga kedelai Juli di CBOT naik 2.25 sen (0.14%) menjadi $15.8625 per bushel, harga soymeal turun $2.9 ( 0.69%) menjadi $418.50 per ton dan harga minyak kedelai naik $1.80 (2.74%) menajdi $67.58.
Laporan ekspor mingguan untuk kedelai dari USDA pada hari Kamis sebesar 94,341 MT kedelai yang dipesan dari persediaan lama dan 102,490 MT kedelai yang dipesan dari persediaan baru sampai 6 Mei. Dalam laporan mingguan sebesar 285,212 MT yang dikirim pada minggu ini sehingga total akumulasi ekspor menjadi 56.6 MMT (2,08 bbu) sampai 6 Mei. Berarti sudah 96% dari total perkiraan .
Minyak kedelai yang dipesan sebesar 808 MT, sehingga total ekspor yang belum dikirim 669,606 MT atau 64% dari perkiraan USDA dan soymeal yang dipesan sampai 6 Mei sebesar 74,608 MT turun 200kMT dari minggu lalu tetapi masih naik 100k MT pada minggu yang sama. Total akumulasi soymeal yang dipesan sebesar 9.7 MMT yang adalah 62% dari perkiraan USDA.
Laporan Bulanan Perkiraan Persediaan dan Permintaan WASDE dari USDA pada hari Rabu 12 Mei :
Pasar AS
• Persediaan kedelai AS di 2021/22 turun, karena turunnya ekspor, tingginya kedelai yang digiling dan tingginya persediaan akhir dibanding 2020/21.
• Perkiraan panen kedelai sebesar 4.4 milyar bushel, naik 270 juta bushel dari tahun lalu karena meningkatnya daerah penanaman dan peningkatan hasil.
• Dengan persediaan akhir dari kedelai membuat persediaan diperkirakan turun 3% dari 2020/21.
• Produksi minyak nabati AS di 2021/22 dipekirakan sebesar 130.3 juta ton naik 7.9 juta dari 2020/21.
• Kedelai yang digiling di AS di 2021/22 diperkirakan 2.2 milyar bushel, naik 35 juta dari perkiraan 2020/21.
• Ekspor kedelai diperkirakan sebesar 2.1 milyar bushel turun 205 juta dari 2020/21 dengan turunnya persediaan kedelai dan tingginya jumlah kedelai yang digiling sehingga pangsa pasar ekspor AS di pasar global diperkirakan turun menjadi 33% dari 36% di 2020/21.
• Persediaan akhir dari kedelai AS di 2021/22 diperkirakan menjadi 140 juta bushels naik 20 juta dari perkiraan 2020/21.
• Harga kedelai untuk pengiriman di 2021/22 diperkirakan akan diatas $14 perbushel, rata-rata di 2021/22 harga kedelai diperkirakan akan $13.85 per bushel naik $2.60 dari perkiraan 2020/21. Harga soymeal dipekirakan $400 perton turun $5 dari perkiraan 2020/21. Harga minyak kedelai diperkirakan 65 sen perpound naik 10 sen dari perkiraan 2020/21.
Pasar Global
• Produksi kedelai global naik 22.6 juta ton menjadi 385.5 juta. Panen Brazil diperkirakan sebesar 144.0 juta ton sementara panen Argentina naik 5 juta ton menjadi 52 juta ton. Produksi global dari biji-bijian penghasil minyak naik 6% dari perkiraan 2020/21 karena kenaikan biji bunga matahari di Ukraina, Rusia, dan Uni Eropa dan meningkatnya canola di Canada.
• Ekspor kedelai global diperkirakan naik 1% menjadi 172.9 juta ton . Pangsa pasar kedelai AS di pasar Internasional turun sementara pangsa pasar Brazil naik dari 50% di 2020/21 menjadi 54% di 2021/22. Impor Cina diperkirakan akan naik 3 juta ton menjadi 103 juta.
• Persediaan akhir kedelai global diperkirakan 91.1 juta ton naik 4.6 juta karena kenaikan dari Cina dan Brazil.
• Konsumsi minyak nabati global di 2021/22 diperkirakan 213.2 juta ton naik 3 % , kenaikan dari konsumsi Cina dan AS.
• Persediaan global minyak nabati diperkirakan 22.4 juta ton turun 3% dari 2020/21 , jumlah terendah dalam 11 tahun.
Brazil mengirim 238,000 ton kedelai ke AS, termasuk 5 kapal yang mengirim 175,000 ton ke AS melalui pelabuhan Barcarena, Itacoatiara dan Belem menurut data Cargonave.
Sedikitnya persediaan di AS membuat terjadi pengiriman kedelai ke AS sementara menantikan panen AS yang akan dimulai bulan September.
A Cargill Inc akan membawa 30,000 ton kedelai Brazil ke AS pada hari yang akan datang.
The Buenos Aires Grains Exchange pada hari Kamis mengatakan bahwa hasil panen petani sudah selesai 70.6% dengan hasil 2.8 ton per ha, panen berlangsung dengan baik dengan cuaca yang baik sekarang. Cuaca kering memungkinkan untuk melakukan panen dengan mesin tanpa kena lumpur. Cuaca baik untuk melakukan panen sehingga diperkirakan panen akan menghasilkan 43 juta ton.
Analisa tehnikal untuk kedelai dengan support pertama di $15.75 dan berikut ke $15.63 sedangkan resistant pertama di $16.15 dan berikut ke $16.45.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido