(Vibizmedia – IDX Stocks) – Kinerja PT Bumi Resources Minerals Tbk, emiten dengan kode saham BRMS cukup mengesankan pada semester I-2021. Hal ini dapat terlihat dari pendapatan dan laba bersih perusahaan yang menanjak tajam di paruh pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih perusahaan di paruh pertama 2021 mencapai US$ 3,63 juta. Jumlah ini melesat 280,31% dibandingkan dengan laba bersih perusahaan di semester I-2020 yang hanya US$ 955.388.
Lonjakan laba bersih sejalan dengan pendapatan Bumi Resources Minerals yang juga melesat menjadi US$ 6,12 juta di semester I-2021. Realisasi ini melejit 140% dibandingkan periode yang sama tahun 2020, di mana pendapatan BRMS hanya US$ 2,55 juta.
Selain ditopang pendapatan yang naik signifikan, lonjakan laba bersih BRMS juga berkat keberhasilan perusahaan mencetak laba usaha di enam bulan pertama tahun ini sebesar US$ 1,59 juta. Pada semester I-2020, BRMS masih mencetak rugi usaha sebesar US$ 688.321.
Jika dilihat lebih lanjut, mayoritas pendapatan BRMS atau sekitar 60% pendapatan berasal dari penjualan produk emas ke para pembeli termasuk PT Aneka Tambang Tbk dan PT Bhumi Satu Inti.
Sementara itu, sisanya atau sekitar 40% berasal dari pendapatan jasa penasihat pertambangan terhadap Bellridge Holdings Limited.
Untuk tahun ini, BRMS juga masih fokus pada pembangunan pabrik pengolahan biji emas. Perusahaan menargetkan, pabrik tersebut dapat selesai dan beroperasi pada Mei 2022 mendatang.
”Pabrik baru ini akan memiliki kapasitas untuk mengolah sampai dengan 4.000 ton bijih per harinya. Hal ini akan meningkatkan volume produksi emas kami secara signifikan pada semester kedua di tahun depan. Saat ini, kami masih memproduksikan emas dari pabrik pengolahan pertama dengan kapasitas pengolahan sekitar 500 ton bijih per hari sejak awal tahun 2020 lalu,” kata Suseno Kramadibrata, Direktur Utama dari BRMS dalam rilis yang diterima media,(Kamis, 12/08)
Pada semester I-2021, BRMS juga membukukan pendapatan lain-lain sekitar US$ 30 juta. Pendapatan lain-lain tersebut terdiri dari penghapusan utang, penilaian persediaan, penerimaan cicilan pelunasan piutang.
Penghapusan utang merupakan pendapatan yang dicatat karena adanya penghematan biaya oleh BRMS yang terjadi karena dihapuskannya utang kepada salah satu kontraktor terkait dengan pekerjaan pembangunan pabrik pengolahan bijih emas di Poboya, Palu.
Sedangkan untuk pendapatan dari penilaian persediaan merupakan pendapatan yang berasal dari tambahan persediaan bijih (ore stock pile) yang ditinggalkan oleh para penambang liar sebelumnya.
Untuk penerimaan cicilan pelunasan piutang ini mengacu kepada Akta Pengakuan Utang tertanggal 23 Februari 2021 yang menyatakan bahwa anak usaha BRMS menerima cicilan pelunasan secara berkala dari pihak ketiga tertagih sampai tagihan (piutang) terkait lunas selambat-lambatnya di tanggal 31 Desember 2021.
Di enam bulan pertama tahun ini, BRMS juga membukukan biaya sekitar US$ 29 juta di laporan laba rugi, yang merupakan pengurangan dari akun Aset Pajak Tangguhan di laporan neraca. Akun Aset Pajak Tangguhan tersebut merupakan kerugian pada anak usaha di masa lampau yang telah di kapitalisasi menjadi aset di laporan neraca.
Kerugian yang telah dikapitalisasi menjadi aset tersebut (dalam bentuk aset pajak tangguhan) harus seluruhnya di amortisasi (dihapuskan) sebagai biaya di laporan rugi laba dalam periode 5 tahun sejak pencatatannya.
Sementara untuk pergerakan harga saham BRMS hari ini, dibuka sama dengan harga penutupannya terakhir, di Rp.97 per lembar. Bergerak naik dan turun pada rentang 96-101 hingga ditutup sore hari ini, melonjak 2.06% atau 2 poin ke harga Rp.99 per lembar.
Dan untuk kinerja saham sampai dengan hari ini, telah naik sebesar 32% atau 24 poin di sepanjang tahun 2021 ini.
Valuasi saham BRMS ini, untuk PER berada di 75.88 kali dan nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp.9.30 triliun.
Selasti Panjaitan/Vibizmedia
Editor : Asido Situmorang