Kementan Hasilkan Kontrak Dagang Produk Pertanian Rp1 Triliun di Dubai

0
313
Kementan Hasilkan Kontrak Dagang Produk Pertanian Rp1 Triliun di Dubai (Foto: Humas Kementan)

(Vibizmedia – Economy & Business) Event One Day with Indonesian Coffee, Fruits, Floriculture, Livestock and Veterinary Product (ODICOFF), sedang berlangsung serentak di sepuluh negara, salah satunya Uni Emirat Arab (UEA).

Ini adalah peluang bagi Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) untuk mempromosikan produk pertanian Indonesia.  Direktur Jenderal PKH sekaligus pimpinan rombongan Delegasi Indonesia, Nasrullah, Rabu (1/12/2021), mengatakan bahwa para pelaku usaha di UEA sangat berminat dengan produk pertanian Indonesia.

Nasrullah berhasil menjalin kerja sama dengan delapan perusahaan yang tertarik pada produk peternakan dan pertanian Indonesia dalam upaya peningkatan perdagangan komoditas pertanian Indonesia, selaras dengan program Kementerian Pertanian Gerakan Tiga kali lipat ekspor (Gratieks). Nilai dagang atas kontrak dan kerja sama ini mencapai Rp1 triliun (1,01 triliun).

“Selain produk pertanian, produk peternakan baik produk olahan seperti nugget juga diminati pasar UEA, dan akan mulai dipasarkan di tahun 2022. Bahkan, obat hewan dari PT Nutricell juga sudah dapat masuk ke UEA,” jelas Nasrullah.

Untuk produk pertanian, Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Berdasarkan data International Coffee Organization (ICO) pada 2020, Indonesia berkontribusi sebesar 7,04 persen dari total produksi kopi di dunia.

Kopi Gayo, Kopi Lintong, Kopi Mandailing, Kopi Jawa, Kopi Luwak, Kopi Kintamani Bali, Kopi Toraja, dan Kopi Flores atau Bajawa, telah menjadi ikon juara kopi Indonesia. Pada 2019/2020 tercatat volume ekspor kopi Indonesia sebanyak 6,73 juta ton yang telah menjadikan Indonesia sebagai eksportir kopi terbesar keempat di dunia.

Selain kopi, potensi Indonesia pada produk pertanian lainnya adalah buah-buahan tropis seperti manggis, salak, mangga, jambu biji, pisang, nanas, semangka, durian, melon, dan alpukat, serta produk buah kering olahan.

Potensi baru yang diperkenalkan adalah tanaman hias Indonesia, seperti anggrek, krisan, tulip, melati, dracaena, heuchera, mawar, lily, flamboyan, dan banyak lagi.

Sejauh ini, nilai ekspor tanaman hias Indonesia di seluruh dunia berada di angka USD4,5 juta USD, hanya 0,1 persen dari pangsa pasar global (market share).

“Kami berharap di acara hari ini akan dapat meningkatkan preferensi konsumen UEA pada tanaman hias Indonesia yang pada akhirnya akan meningkatkan ekspor Indonesia ke UEA,” imbuh Nasrullah.

Event ODICOFF ini juga menggelar beberapa kegiatan seperti networking dan business matching, coffee cupping and tasting, serta penandatanganan komitmen bisnis/ kontrak antara pelaku bisnis Indonesia dan UEA.

Emy T/Journalist/Vibizmedia
Editor: Emy Trimahanani
Foto: Humas Kementan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here