
(Vibizmedia – Kolom) Presiden Jokowi pada acara Kompas100 CEO Forum, Kamis 18 November 2022 menekankan, kunci pemulihan ekonomi pada 2022 hanya ada satu, yakni pengendalian Covid-19. Selama laju pandemi tidak berhasil dikendalikan dengan baik, perekonomian akan terancam mengalami keterpurukan kembali. Patut disyukuri bahwa perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia terbilang yang terbaik di dunia. Beberapa indikator menunjukan akan hal ini.
Daily new confirmed COVID-19 cases per million people
Dibandingkan dengan negara-negara di dunia Indonesia memiliki kasus covid 19 yang terendah dengan angka dibawah 0,67 untuk setiap satu juta penduduknya. Negara-negara tetangga Indonesia seperti Malaysia masih sejumlah 131 orang, Vietnam 155 orang, Singapura 87 orang, juga Brunei, dan yang lainnya. Kondisi membuat Indonesia memiliki keyakinan untuk memasuki tahun 2002.
Reproduction rate Covid-19 di Indonesia tergolong rendah bila dibandingkan negara-negara lainnya
Reproductive rate (Rt) merupakan indikator yang dapat mengukur tingkat penyebaran dari virus Covid-19. Apabila Rt bernilai di atas 1, maka infeksi akan terus mengalami peningkatan. Dalam kasus Tiongkok dengan Rt sebesar 1,34 misalnya, dapat diartikan bahwa 10 orang yang terinfeksi akan menyebarkan ke 13 orang lainnya.
Indonesia memiliki Rt yang relatif rendah (0,77) dibandingkan negara-negara lainnya seperti Malaysia (0,86) dan Thaliand (0,94). Hal ini senada dengan kasus Covid-19 di Indonesia yang mengalami tren penurunan sejak Agustus 2021.
Vaksinasi Indonesia
Vaksinasi di Indonesia melaju dengan cepat, data kemenkes mencatat sudah 49 persen dari target 208 juta penduduk Indonesia di vaksin. Pencapaian ini membuat Indonesia menjadi negara dengan peringkat ke-5 terbanyak untuk vaksinasi covid 19 dosis lengkap. Empat negara di atas Indonesia adalah Tiongkok, India, Amerika Serikat dan Brazil. Tahun 2022 ditargetkan kemenkes akan mencapai vaksinasi sebesar 208,2 juta orang antar bulan Maret atau April.
Presiden Jokowi menyampaikan ” Jumlah yang tidak sedikit dan bukan hal yang mudah. Negara kita juga bukan negara dengan geografis yang gampang. 17.000 pulau, membawa vaksin dengan sepeda motor, menggunakan perahu. Bukan hal yang mudah. Akhir tahun ini kita harapkan sudah bisa mencapai 280 juta dosis.”
Omicron
Varian virus ini telah beredar di Afrika selatan selama beberapa waktu, yang sebelumnya telah diidentifikasi di Botswana. Sebagai ketua South African Medical Association (SAMA) – General Practitioners yang sudah berdiri selama 33 tahun, Dr Angelique Coetzee telah melihat banyak hal selama karir medis sebagai General Practitioners. Dr Angelique Coetzee merasa kaget dan tidak siap melihat reaksi global yang luar biasa setelah dia mengumumkan ada seorang muda yang memiliki kasus Covid varian Omicron. Dr Angelique Coetzee menyatakan bahwa Covid adalah sesuatu yang harus kita pelajari untuk hidup bersama. Paling penting jaga diri kita dan pastikan sudah divaksin. “Namun yang terpenting, jangan panik – dan itu juga berlaku untuk pemerintah.” Demikian Dr Angelique Coetzee menegaskan.
Pernyataan Angelique ini merupakan pertanda bahwa Omicron sejauh ini tidak berdampak besar pada Indonesia. Malahan menurut para ahli menjadi sinyal akan berhentinya pandemi Covid 19, karena ringannya dampak yang terjadi.
Transformasi Kesehatan
Tidak seperti krisis-krisis terdahulu, hari ini krisis ekonomi muncul lantaran didahului oleh krisis kesehatan. Itu sebabnya, untuk berhasil keluar dari krisis ekonomi saat ini, syarat utama yang harus dilakukan adalah adanya sinergi antara sektor kesehatan dan ekonomi. “Respons krisisnya tidak bisa dibuat satu sektor saja, harus menggabungkan dua sektor besar ini. Dan itu membutuhkan komunikasi dan interaksi,” tegas Menteri Kesehtan Budi Gunadi.
Kehadiran pandemi juga dirasa semakin membuka mata banyak pihak terkait pentingnya langkah preventif ketimbang kuratif dalam hal kesehatan. Menurut Budi Gunadi, strategi kesehatan yang tepat seharusnya bukanlah strategi mengobati orang sakit, melainkan strategi menciptakan orang sehat dan mencegah orang jadi sakit. Hal inilah yang menurutnya akan ditransformasi di Kementerian Kesehatan. “Begitu saya menjadi Menteri Kesehatan, waktu lebih banyak habis membicarakan obat, dokter, tempat tidur, oksigen. Itu yang ditanya semua orang. Anggaran saya 90 persen kuratif. Ini yang salah,” ucapnya.
Kementerian Kesehatan sendiri saat ini tengah menggulirkan enam transformasi penting, yakni transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan. “Saya akan spend lebih banyak waktu, alihkan anggaran, ke preventif dan promotif. Vaksinasi yang tadinya 11, saya naikkan menjadi 14. Tadinya anak-anak kalau mau lahir harus datang 4 kali ke dokter dan puskesmas, sekarang harus 6 kali. Lebih baik mencegah di depan ketimbang treatment di belakang karena treatment di belakang jauh lebih mahal dan jauh lebih menderita,” ujarnya.
Hal yang juga penting ialah terkait transformasi sistem ketahanan kesehatan, di mana industri dalam negeri harus didorong kemandiriannya agar bebas ketergantungan dari asing. Ini, menurut Budi Gunadi, terkait dengan resiliensi kesehatan. Pihaknya menginginkan 50 persen diproduksi dalam negeri.
Optimisme Presiden Jokowi
Jika kita kembali melihat pada pertengahan Juli 2021 lalu, saat kasus harian mencapai 56 ribu, betapa sangat meloncatnya hanya dalam waktu 2-3 minggu langsung berada di puncak, 56 ribu. Rumah sakit pontang-panting, urusan oksigen, obat. Kuncinya menurut saya adalah gotong royong, kerja bersama-sama, solidaritas antar seluruh elemen bangsa. Dan itu sudah kita tunjukkan pada Juli, Agustus, September. Kita bisa melakukan itu. Sekarang kasus harian sudah berada di kisaran 500, 400, 300. “Ini patut kita syukuri. Tetapi hati-hati, lihat juga perkembangan Covid-19 di negara-negara lain,” papar Presiden Jokowi. Presiden Jokowi katakan, pihaknya selalu menekankan baik kepada menteri-menteri, juga kepada pemerintah-pemerintah daerah, untuk melakukan pelonggaran sesuai tahapan-tahapan, tanpa perlu tergesa-gesa. “Selalu lihat bagaimana positivity rate-nya, BOR RS-nya. Cek lagi testing dan tracing di setiap daerah seperti apa. Kita semua haris berhati-hati,” tegasnya.
Perkembangan ekonomi global
Covid 19
Pandemi akan tetap menjadi angin sakal di paruh pertama tahun 2022, tetapi tidak akan menyebabkan kontraksi langsung lebih lanjut di zona euro atau ekonomi AS. Ini mengasumsikan bahwa varian Omicron tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian sebelumnya, dan bahwa vaksinasi dan infeksi sebelumnya masih memberikan perlindungan kekebalan.
Inflasi
Bottlenecks pada supply chain akan berkurang secara bertahap sepanjang tahun, dengan gangguan terkait pandemi kemungkinan akan kurang signifikan pada tahun 2022 dibandingkan pada tahun 2021. Inflasi akan turun secara signifikan, berada di bawah target 2% ECB pada akhir tahun di zona euro, tetapi tetap sedikit di atas target di AS.
Interest Rate dan Forex
The Fed akan mulai menaikkan suku bunga mulai Juni, dengan total tiga kali kenaikan 25bps sepanjang tahun ini. Akan ada batasan yang lebih tinggi bagi The Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga sebagai tanggapan terhadap kondisi keuangan yang lebih ketat, mengingat risiko kenaikan inflasi. ECB akan mempertahankan sikap kebijakan yang akomodatif, dengan pembelian di bawah APP berlanjut dan suku bunga kebijakan tetap ditahan. Ini akan menciptakan perbedaan kebijakan yang signifikan dengan The Fed. Kenaikan imbal hasil AS akan memberikan tekanan pada imbal hasil obligasi zona euro, dan mendorong pelemahan euro.
Emerging Markets
Kondisi keuangan global yang lebih ketat dapat memberikan tekanan signifikan pada beberapa ekonomi pasar berkembang, tetapi untuk EM secara keseluruhan,dampaknya kemungkinan akan diimbangi secara signifikan oleh permintaan eksternal yang kuat dari ekonomi maju dan pemulihan lanjutan dari pandemi.
Perkembangan ekonomi domestik dan outlook ekonomi Indonesia 2022
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia, disampaikan Presiden Jokowi, telah hampir menyamai kondisi sebelum Indonesia mengalami pandemi, di mana pada Maret 2022 tercatat 113,8, sedangkan pada Oktober 2021 tercatat 113,4. Hal yang sama juga terlihat pada Retail and Sales Index (RSI) yang juga menguat seiring dengan peningkatan mobilitas di angka 5,2%. Di sisi produksi, angka Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktor juga telah berada di angka 57,2, di mana sebelum pandemi berada di angka 51. “Artinya apa, manufaktur sudah berproduksi. Kenapa berproduksi, karena konsumen meminta. Ada demand di situ. Tidak mungkin tidak ada demand dia berproduksi,” ucap Presiden Jokowi. Ini pula yang menurut Presiden Jokowi, menjadi penyebab peningkatan angka ekspor yang naik 53,3% pada bulan November (yoy), dan impor yang juga naik menjadi 51% pada bulan November (yoy).
Menjaga momentum pemulihan ekonomi di tahun 2021
Kinerja Q3: Permintaan domestik sempat tertahan akibat penerapan restriksi mobilitas di Juli-Agustus, namun aktivitas & sektor terkait ekspor mampu tumbuh tinggi dan menopang kinerja ekonomi di Q3. Kinerja Q4: ekonomi berpotensi rebound dengan pola aktivitas yang lebih normal. Meskipun perlu mewaspadai eskalasi risiko global terutama dari faktor rebalancing. Tiongkok, serta potensi peningkatan kasus Covid-19 domestik di akhir tahun. Overall 2021, kinerja ekonomi menunjukkan pemulihan gradual. Perlu terus dipertahankan dengan upaya pengendalian COVID-19 yang komprehensif. Terkait optimisme pada 2022, Sri Mulyani mengatakan kita semua mengharapkan pemulihan yang mulus. Sampai akhir tahun, dari sisi penerimaan negara, Indonesia berharap akan lebih besar dari yang ada di APBN. Sri Mulyani menyampaikan sejumlah pertumbuhan hingga kuartal ketiga 2021 ini. Pertumbuhan ini merupakan kombinasi dari banyak hal seperti penerimaan pajak, bea cukai, dan lainnya.
Pada tahun mendatang, Sri Mulyani mengatakan APBN tetap akan menjaga momentum pemulihan ekonomi. Sejumlah masalah seperti ancaman inflasi lantaran pertumbuhan yang belum kuat, bisa menjadi masalah pelik dan menimbulkan dilema, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga negara-negara maju. Indonesia, menurut Sri Mulyani, harus betul-betul memperhatikan tantangan tersebut karena diduga kuat masih akan muncul hingga 2022. “Yang paling penting sebenarnya fokus pemerintah adalah ekonominya selamat, masyarakat selamat. Instrumen APBN itu adalah tool, jadi jangan dibalik, APBN-nya selamat, tapi ekonomi dan masyarakatnya tidak selamat. Itu tidak benar. Tapi memang APBN tidak boleh terus-menerus dipakai secara extraordinary, jadi waktu ekonominya mulai pulih, masyarakat mulai aman, APBN juga mulai disehatkan,” imbuhnya.
Sumber : Sumber: BPS & Kementerian Keuangan ^Update proyeksi Kementerian Keuangan
Harga Komoditas Unggulan Indonesia Dalam Tren Kenaikan
Kenaikan harga komoditas energi dalam beberapa waktu terakhir dipengaruhi faktor winter dan krisis energi Tiongkok (temporer). Normalisasi harga diperkirakan terjadi pasca winter.
Sumber : Bloomberg
Beberapa komoditas unggulan Indonesia lainnya seperti Nikel dan CPO berada dalam tren kenaikan yang lebih struktural (periode lebih panjang). Di sisi lain, tren kenaikan harga komoditas pangan perlu diwaspadai, termasuk di tengah gangguan cuaca di beberapa wilayah dunia.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021-2022
Sumber: IMF
Pandemi masih berlangsung namun sudah jauh menurun. Setiap negara memilih cara penanganan beda. Indonesia memilih keseimbangan rem dan gas sesuai dengan karakteristik dan sumber daya yang ada. Indonesia sudah berhasil melewati gelombang pandemic besar oleh varian delta dengan baik sehingga memulihkan kepercayaan untuk mulai beraktifitas, menggerakkan ekonomi. Optimisme yang berlanjut akan mengakselerasi pertumbuhan di Q4 2021 dan tahun 2022. Transisi pandemi ke endemi (plus booster) di targetkan mulai tahun 2022, namun tetap menyesuaikan diri dengan perkembangan.
Hal penting lain yang juga menambah optimisme Indonesia dalam menghadapi 2022 ialah pencapaian pemerintah yang telah berhasil menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur penting. Hingga 2021 ini, Presiden Jokowi mengatakan selama enam tahun terakhir pemerintah telah menyelesaikan jalan tol sepanjang 1.640 km dan 4.600 km jalan non-tol. Begitu pula bandar udara dan pelabuhan. Hingga 2021 pemerintah telah membangun 15 bandara baru dan melakukan ekspansi serta perbaikan untuk 38 bandara lama. Sementara pelabuhan yang terbangun telah mencapai 124 pelabuhan baru yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Dalam rangka ketahanan pangan, pemerintah juga telah membangun 22 bendungan hingga 2021 ini. Ditargetkan sampai 2024 nanti, pemerintah akan membangun setidaknya 65 bendungan.
Perekonomian dunia sudah mulai pulih, dimana negara maju jauh lebih cepat dari negara berkembang. Namun krisis energi dan supply chain menjadi tantangan kesinambungan pemulihan. Sementara risiko pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga di US tahun depan relatif terbatas. Penerimaan pemerintah meningkat akibat windfall dari harga komoditas. Potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia paska Varian Delta, sangat baik. Hampir semua data menunjukkan optimisme tersebut. Tantangan bagi kita adalah : Bagaimana membuat harapan menjadi realitas.