Pemerintah Upayakan Stabilitas Harga dan Ketersediaan Kedelai

0
257
Ilustrasi Kedelai varietas unggul (Foto: Balitbang Kementan)

(Vibizmedia – Nasional) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, menanggapi  perkembangan harga kedelai dunia yang terus bergerak naik, merumuskan kebijakan untuk memastikan ketersediaan kedelai dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud, menyampaikan bahwa harga kedelai pada minggu II Februari 2022 mencapai 15,77 USD/bushels atau naik sebesar 18,9 persen dibanding minggu I Januari 2022 yang mencapai 13,26 USD/bushels. Hal itu, berdampak kepada harga kedelai impor di tingkat pengrajin menjadi berkisar sebesar Rp11.631,00/kg.

“Kenaikan harga kedelai berpotensi mempengaruhi minat pengrajin untuk memproduksi tahu dan tempe sehingga berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe serta dapat mengganggu keberlangsungan usaha pengrajin tahu dan tempe. Rakornis ini merupakan bentuk respon cepat Pemerintah dalam mengambil kebijakan agar stabilitas harga dan ketersediaan kedelai terjaga,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (27/2/2022)

Berdasarkan analisa, penyebab kenaikan harga kedelai di pasar global disebabkan gangguan cuaca kering yang melanda Amerika Selatan selama 2 bulan terakhir. Akibatnya mengganggu produksi kedelai di negara Brazil, Argentina, dan Paraguay. Berdasarkan laporan USDA Februari 2022, sejak Desember 2021 produksi ketiga negara produsen tersebut mengalami penurunan lebih dari 18 juta ton. Penurunan produksi tersebut berdampak pada harga kedelai di pasar global yang mengalami kenaikan secara signifikan.

Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi dengan para importir untuk memastikan komitmen penyediaan bahan baku kedelai bagi pengrajin tahu dan tempe. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir dampak kenaikan harga kedelai yang dirasakan pada sekitar 150.000 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tahu dan tempe. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung keberlangsungan usaha pengrajin tahu dan tempe, salah satunya dengan mendukung penyediaan bahan baku untuk kebutuhan dalam negeri.

Pemerintah secara simultan juga mendorong kenaikan produksi kedelai dalam negeri seiring dengan mengupayakan komoditas lain untuk alternatif substitusi kedelai. Perlu ada terobosan besar untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kedelai lokal.

Dalam rangka meningkatkan produksi kedelai lokal, Kementerian Pertanian telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan GAKOPTINDO selaku offtaker dan perbankan untuk pelaksanaan program penanaman kedelai seluas 600.000 ha di 14 provinsi. Kegiatan penanaman akan mulai dilaksanakan pada April 2022. Selain program tersebut, Kementerian Pertanian juga akan melaksanakan program bantuan Pemerintah untuk produksi kedelai seluas 52.000 ha.

Emy T/Journalist/Vibizmedia
Editor: Emy Trimahanani