Semangat Jawa Tengah Memenuhi Kebutuhan Listrik Warganya

0
830
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meluncurkan rintisan kelas virtual dari ruang kerjanya, pada Selasa, 13 Oktober 2020. FOTO: PEMPROV JATENG

(Vibizmedia – Kolom) Beban puncak sistem tenaga listrik di Provinsi Jawa Tengah tertinggi tahun 2020 sekitar 4.058 MW yang tercapai pada bulan Oktober 2020. Sementara pembangkit yang terkoneksi ke jaringan 500 kV dan 150 kV dengan kapasitas hingga 8.097 MW. Pembangkit listrik di Jawa Tengah yang berada di grid 500 kV adalah PLTU Tanjung Jati B, PLTU Adipala, PLTU Cilacap Exp dan PLTU Jawa 8 dan di grid 150 kV adalah PLTGU/PLTU Tambak Lorok, PLTU Cilacap, PLTP Dieng, PLTA Mrica dan PLTA tersebar.

Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 4 GITET, yaitu Tanjung Jati, Ungaran, Pedan, dan Kesugihan dengan kapasitas 5.500 MVA. Sistem tenaga listrik Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 3 subsistem yaitu:

  • GITET Ungaran dan PLTGU/PLTU Tambak Lorok memasok Kota Semarang, Kab. Salatiga, Kab. Demak, Kab. Jepara, Kab. Rembang, Kota Salatiga, Kab. Blora, Kab. Pati, Kab. Batang, Kab. Pemalang, Kab. Pekalongan, Kab. Brebes, Kab. Kendal dan Kota Tegal.
  • GITET Pedan dan GITET Kesugihan memasok Kota Surakarta,Kab.Wonosobo, Kab. Wonogiri, Kab. Tumenggung, Kab. Magelang, Kab. Klaten, Kab. Wonosobo, Kab. Sragen dan DIY.
  • PLTU Cilacap memasok Kab. Cilacap, Kab. Banyumas, Kab. Purworejo, Kab. Purbalingga dan Kab. Kebumen.

Peta Sistem Tenaga Listrik Jawa Tengah

Sumber : PLN

Untuk realisasi penjualan tenaga listrik dan realisasi jumlah pelanggan pada tahun 2011-2020 per sektor pelanggan di Provinsi Jawa Tengah mencakup kelompok pelanggan Rumah Tangga jumlah pelanggan 9.907 ribu , Bisnis 462 ribu pelanggan, Publik 347 ribu pelanggan, industri sebanyak 12 ribu pelanggan. Dengan pertumbuhan sebesar 3,17 persen selama tahun 2020.

Pembangkit di Jawa Tengah yang dimiliki PLN terdiri dari PLTU Jawa Bali sebanyak 6 unit dengan kapasitas1.590 megawatt. PLTG Jawa Bali ada 5,0 unit dengan kapasitas 115,2 megawatt. PLTGU Jawa Bali ada 8,0 unit (2 Blok) dengan kapasitas 1.033,9. PLTD Jawa Bali ada 2 unit dengan kapasitas 4,4 megawatt. PLTA Jawa Bali terdiri dari 33 unit dengan kapasitas 322,8 megawatt. Jumlah pembangkit milik PLN ada 54 unit dengan kapasitas 3.066,33 megawatt.

Sedangkan untuk IPP PLTU Jawa Bali berjumlah 4,0 unit dengan kapasitas 2.159 megawatt, PLTBM Jawa Bali sebanyak 1 unit dengan kapasitas 1 megawatt. PLTP Jawa Bali sebanyak 1 unit dengan kapasitas 60 megawatt. PLTA Jawa Bali ada 21 unit dengan kapasitas sebanyak 32,9 megawatt. Jumlah total pembangkit IPP ada 27 unit dengan total kapasitas 2.252,8 megawatt. Secara keseluruhan di Jawa Tengah jumlah pembangkit ada 81 unit dengan kapasitas 5.319,2 megawatt.

Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Dari data historis pengusahaan dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2021 – 2030 diberikan pada Tabel B4.8, dengan rata-rata pertumbuhan energi penjualan selama 10 tahun sekitar 4,42% (skenario moderat) dan 4,64% (skenario optimis).

Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik (TWh)

Sumber : PLN

Potensi Sumber Energi

Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi sumber energi primer yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga listrik yang terdiri dari potensi tenaga air yang dapat dikembangkan adalah diperkirakan mencapai 813 MW, potensi gas bumi sekitar 996,5 BSCF, potensi minyak bumi sekitar 918,3 MMSTB, dan panas bumi yang diperkirakan mencapai 517 MWe yang tersebar di 14 lokasi yaitu Banyugaram, Bumiayu, Baturaden – G. Slamet, Guci, Mangunan – Wanayasa, Candradimuka, Dieng. Krakal, Panulisan, G. Ungaran, G. Umbul – Telomoyo, Kuwuk, G. Lawu dan Klepu, serta potensi dari batubara sekitar 0,8 juta ton.

Saat ini pasokan gas untuk PLTGU Tambak Lorok masih belum tercukupi, karena hanya tersedia dari Lapangan Gundih (SPP), sedangan dari Lapangan Kepodang (Petronas) mengalami early declining. Selain itu terdapat rencana pembangunan pipa gas Gresik – Semarang yang rencananya akan dibangun dengan menghubungkan Gresik dan Tambak Lorok dan mengalirkan gas dari lapangan Jambaran Tiung Biru ke Tambak Lorok. Pembangunan pipa Gresik – Semarang itu sangat bermanfaat untuk mengintegrasikan pasokan gas ke pembangkit dan mempermudah manuver pasokan gas ke pembangkit di Gresik, Grati dan Tambaklorok. Namun perlu diperhatikan lokasi sumber pasokan gas dan lokasi pembangkit sehingga tidak terbebani dengan biaya transportasi gas yang mahal.

Selain itu terdapat potensi energi angin dan potensi energi surya sebesar 420 MW di Provinsi Jawa Tengah.
Pemanfaatan potensi energi mempertimbangkan perbaikan bauran energi, akan diprioritaskan untuk masuk dalam sistem apabila memenuhi 4 syarat yaitu FS (Feasibility Study) sudah tersedia, harga sesuai peraturan yang berlaku, kesiapan pendanaan dan studi interkoneksi jaringan (Grid Study) memungkinkan.

Dalam pengembangan EBT, direncanakan kuota kapasitas pembangkit yang dapat masuk ke sistem. Kuota ini nantinya dapat dipenuhi dengan pengembangan pembangkit PLN maupun rencana pembangkit IPP yang belum memasuki tahap PPA. Rencana pembangkit ini dinyatakan sebagai kuota kapasitas yang tersebar dalam suatu sistem. Kuota kapasitas tersebar tersebut dapat diisi oleh potensi baik yang sudah tercantum dalam daftar potensi maupun yang belum apabila telah menyelesaikan studi kelayakan dan studi penyambungan yang diverifikasi PLN serta mempunyai kemampuan pendanaan untuk pembangunan, dan harga listrik sesuai ketentuan yang berlaku.

Pengembangan Transmisi

Rencana pengembangan SUTET untuk evakuasi daya dari pembangkit yang terkoneksi ke sistem tegangan ekstra tinggi, perkuatan backbone, dan SUTET terkait pengembangan GITET untuk evakuasi ke sistem tegangan tinggi yang dibutuhkan sistem serta rencana pengembangan SUTT terkait pengembangan GI untuk peningkatan penjualan, evakuasi pembangkit yang terkoneksi ke sistem tegangan tinggi, dan SUTT untuk peningkatan keandalan dan fleksibilitas operasi yang dibutuhkan sistem hingga tahun 2030.

Pengembangan Gardu Induk

Rencana pengembangan GITET untuk evakuasi daya dari pembangkit yang terkoneksi ke sistem tegangan ekstra tinggi, perkuatan backbone, dan untuk evakuasi ke sistem tegangan tinggi yang dibutuhkan sistem serta rencana pengembangan GI untuk peningkatan penjualan, evakuasi pembangkit yang terkoneksi ke sistem tegangan tinggi, dan lingkup pekerjaan GI untuk peningkatan keandalan dan fleksibilitas operasi yang dibutuhkan sistem. Adapun rencana pemasangan kapasitor dibeberapa gardu induk di Provinsi Jawa Tengah dengan total sebesar 325 MVar guna peningkatan keadalan sistem.

Pengembangan Listrik Perdesaan

Rasio elektrifikasi di Provinsi Jawa Tengah sampai TW IV 2020 sebesar 99,99%. Rasio Desa Berlistrik sampai TW IV Tahun 2020 sudah mencapai 100% dengan jumlah desa 8.559 berlistrik PLN. Program pengembangan listrik perdesaan dalam rangka meningkatkan rasio elektrifikasi 100% pada tahun 2022 dan meningkatkan rasio desa berlistrik PLN sampai dengan tahun 2030. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat mendapatkan sambungan listrik gratis dari PLN langsung memberikannya kepada Kabupaten Pemalang, Brebes, Banjarnegara, Kebumen, dan Banyumas. Ini menunjukan semangat Jawa Tengah untuk memenuhi kebutuhan listriknya.