
(Vibizmedia – Internasional) Para Menteri Luar Negeri ASEAN berkumpul di Phnom Penh tanggal 2 Agustus 2022 dan menyelenggarakan Pertemuan Komisi SEANWFZ (Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone). Yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain implementasi dari Rencana Aksi (Plan of Action) 2018-2022 dan bagaimana langkah maju agar negara-negara pemilik senjata nuklir dapat menandatangani Traktat tersebut.
Dalam pertemuan ini Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan bahwa ancaman nuklir bukanlah hal yang mustahil mempertimbangkan situasi dunia saat ini. Ia menegaskan bahwa tidak ada satu pun dari negara ASEAN yang menginginkan bahwa ancaman tersebut akan terjadi di Kawasan Asia Tenggara.
Menlu menyatakan bahwa dialog dengan negara-negara pemilik senjata nuklir merupakan satu-satunya langkah yang harus diambil.
Dalam pertemuan, para Menlu ASEAN sebagai Komisi SEANWFZ juga menyepakati memperpanjang Rencana Aksi (Plan of Action) implementasi SEANWFZ Treaty untuk periode 2023-2027.
Rencana Aksi (PoA) tersebut bertujuan memperkuat komitmen kawasan untuk sepenuhnya terbebas dari senjata nuklir dan melakukan upaya penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.
Selain itu, PoA tersebut juga menyatakan bahwa ASEAN terus memprioritaskan agar negara pemilik senjata nuklir dapat segera menandatangani Protokol SEANWFZ Treaty.
Karena itu Indonsia terus mendorong agar pembahasan diantara ASEAN dan negara pemilik senjata nuklir dapat segera dimulai kembali.
Sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, Indonesia berkomitmen untuk memfasilitasi negosiasi tersebut guna mencari solusi bersama.
ASEAN diharapkan dapat kembali mencerminkan kesatuan melalui disepakatinya Biennial Resolution on SEANWFZ Treaty di sidang Majelis Umum PBB pada tahun 2023.
Menlu : Indonesia Tekankan Pentingnya Perlindungan Hak Asasi Manusia