APBN 2023 Tetap Dijaga Supaya Tetap Kredibel dan Sustainable

0
402
APBN 2023 Tetap Dijaga Supaya Tetap Kredibel dan Sustainable
(Photo: Kemenkeu)

(Vibizmedia-Nasional) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2023 dipersiapkan Pemerintah dalam Sidang Kabinet Paripurna (SKP) yang telah diselenggarakan pada Senin (08/08). Menkeu mengatakan, dalam SKP tersebut dibahas desain RAPBN Tahun 2023 dalam situasi dimana perekonomian global sedang mengalami guncangan dan gejolak, serta adanya ketidakpastian yang sangat tinggi. APBN 2023 akan dirancang agar mampu menjaga fleksibilitas dalam mengelola gejolak perekonomian dan ketidakpastian global yang terjadi.

Kita sering menyebutkan sebagai shock absorber. Namun, di sisi lain Bapak Presiden juga meminta agar APBN tetap dijaga supaya tetap kredibel dan sustainable atau sehat, sehingga ini adalah kombinasi yang harus dijaga, demikian Menkeu tambahkan.

Menkeu juga menjelaskan bahwa pada tahun 2022 dunia akan diproyeksikan mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi, sementara inflasinya meningkat. Hal ini didukung dengan Dana Moneter Internasional (IMF) yang telah menurunkan proyeksi ekonomi global dari 3,6% ke 3,2% untuk tahun ini dan dari 3,6% menjadi 2,9% untuk tahun 2023.

Artinya bahwa lingkungan global kita akan menjadi melemah, sementara tekanan inflasi justru meningkat. Menurut IMF, tahun ini inflasi akan naik ke 6,6% dari sisi di negara maju, sementara inflasi di negara-negara berkembang akan pada level 9,5%,” jelas Menkeu.

Sementara itu, Menkeu menyampaikan juga arahan Presiden terkait defisit APBN Tahun 2023 harus di bawah 3% untuk menjaga sisi sustainabilitasnya. Untuk itu dari sisi belanja negara, Menkeu menyebut akan tetap mendukung berbagai prioritas nasional yakni pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas utama, kemudian pembangunan infrastruktur termasuk Ibu Kota Nusantara, serta penyelenggaraan Pemilu.

Instrumen belanja pusat dan daerah akan digunakan untuk bisa mendukung berbagai program-program prioritas nasional dan juga dari sisi pembiayaan seperti akumulasi dari Dana Abadi Pendidikan yang akan terus dikelola sebagai juga warisan untuk generasi yang akan datang, maupun sebagai mekanisme untuk shock absorber.

Selanjutnya dari sisi pendapatan negara, Menkeu mengatakan yang menjadi perhatian yaitu penerimaan pajak dari komoditas yang sangat tinggi mungkin tidak akan terulang pada tahun depan. Demikian halnya dengan penerimaan bea cukai.

Anggaran Untuk Membangun Infrastruktur Digital di Indonesia Telah Dialokasikan