Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, dalam pertemuan dengan Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa mendorong Tokyo untuk segera merealisasikan komitmennya dalam membantu upaya transisi energi.
Hal ini dibahas di sela-sela KTT G20 pada 2022, dimana Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Kishida telah meluncurkan inisiatif bersama yaitu Asia Zero Emissions Community (AZEC), yang akan memfasilitasi Indonesia dalam mengimplementasikan program transisi energi serta memperluas kerja sama dan inisiatif dekarbonisasi publik-swasta.
“Saya mendorong agar komitmen Jepang sejumlah 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,7 triliun) dalam kerangka AZEC, dapat segera direalisasikan,” kata Menlu Retno melalui keterangan tertulisnya, setelah Dialog Strategis Indonesia-Jepang yang berlangsung di Tokyo pada Senin (6/3/2023).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Arifin Tasrif juga telah melakukan pertemuan dengan mitra kerjanya di Tokyo.
Dalam pertemuan tersebut, sebanyak 12 nota kesepahaman (MoU) telah ditandatangani. MoU tersebut terkait dengan transisi energi, dekarbonisasi, energi terbarukan, teknologi daur ulang karbon, geothermal, serta green hydrogen dan amonia.
Indonesia menargetkan untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam total sumber energi dari 11,5 persen pada 2021 menjadi sebesar 23 persen pada 2025.
Inisiatif AZEC didasari keyakinan kedua negara bahwa Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global akan menjadi motor penggerak perekonomian dunia sekaligus model dalam mewujudkan transisi energi yang rasional, berkelanjutan, dan berkeadilan.
Indonesia dan Jepang juga meyakini keamanan pasokan, keterjangkauan, dan people-oriented menjadi kunci utama dalam proses transisi energi.
Jepang merupakan negara yang miskin energi, jadi negara ini berharap menjadi ekonomi hidrogen terdepan di dunia untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tradisional yang mencemari lingkungan, seperti batu bara dan minyak. Untuk itu, Jepang menjanjikan dukungan keuangan dan teknologi di bawah kerangka AZEC.
Para anggota AZEC, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dapat mempertimbangkan untuk membuat rencana induk hidrogen dan amonia di Asia sebagai langkah berikutnya.
Sebagai langkah nyata pertama di bawah AZEC, perusahaan Jepang, termasuk Iwatani Corp dan Electric Power Development, telah sepakat untuk bersama-sama menciptakan rantai pasokan hidrogen pertama Jepang.
Jepang akan menekankan pentingnya investasi dalam gas, gas alam cair, serta hidrogen dan amonia selama kepresidenannya di G7 tahun ini, serta tetap menjaga pemanfaatan energi bersih untuk memenuhi target netral karbon 2050.