(Vibizmedia – Nasional) Data nilai ekspor Indonesia per Maret 2023 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) US$23,50 miliar atau naik 9,89 persen dibanding ekspor Februari 2023. Jika dibandingkan dengan tahun lalu (Maret 2022) nilai ekspor ini turun sebesar 11,33 persen.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi dalam jumpa pers hari Senin (17/4/2023) mengatakan bahwa ekspor untuk nonmigas Maret 2023 mencapai US$22,16 miliar, naik 9,71 persen dibanding Februari 2023.
“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2023 mencapai US$67,20 miliar atau naik 1,60 persen dibanding periode yang sama pada 2022,” kata Imam.
Selanjutnya, untuk ekspor nonmigas mencapai US$63,19 miliar atau naik 0,55 persen. Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Maret 2023 terhadap Februari 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$568,8 juta (14,29 persen).
Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewani/ nabati, yakni sebesar US$260,0 juta (10,53 persen). Menurut sektor, kata Imam ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Maret 2023 turun 5,40 persen dibanding 2022.
“Begitu juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 5,69 persen, sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 28,10 persen,” terang Imam.
Dari sisi negara tujuan, ekspor nonmigas Maret 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$5,67 miliar, Amerika Serikat US$1,97 miliar, dan Jepang US$1,78 miliar. Kontrobusi ketiganya mencapai 42,51 persen. Sedangkan ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,09 miliar dan US$1,53 miliar.
Terakhir, berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Maret 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$9,19 miliar (13,68 persen), diikuti Kalimantan Timur US$7,95 miliar (11,83 persen) dan Jawa Timur US$6,31 miliar (9,38 persen).