(Vibizmedia – Jakarta) Dalam Konferensi Pers APBN Kita yang diselenggarakan secara daring, di Jakarta, Senin (17/04/2023), Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pada Triwulan I 2023, bayangan suram ekonomi global, hampir tidak berpengaruh pada Indonesia.
Ia mengajak untuk memperhatikan deretan angka-angka positif yang menggembirakan di Bulan April 2023 ini. Dari sisi inflasi, merujuk situs BPS (bps.go.id), pada Maret 2023 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 4,97 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,36.
Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Tual sebesar 7,49 persen dengan IHK sebesar 117,19 dan terendah terjadi di Merauke sebesar 3,17 persen dengan IHK sebesar 112,59.
Tingkat inflasi month to month (m-to-m), masih menurut laporan BPS, pada Maret 2023 sebesar 0,18 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Maret 2023 sebesar 0,68 persen.
Sementara itu, tingkat inflasi y-on-y komponen inti Maret 2023 sebesar 2,94 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,16 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 0,63 persen.
Inflasi Maret 2023 itu menunjukkan penurunan signifikan. Menkeu menyatakan bahwa ini hal yang positif, pasti membantu dari sisi persepsi confidence masyarakat untuk melakukan belanja. Daya beli masyarakat juga bisa terlindungi kalau inflasi makin menurun.
Pengendalian inflasi pangan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas harga, terutama di masa Hari Besar Keagamaan Nasional. Inflasi volatile food mengalami penurunan, disusul core inflation dengan level 2,9% yang juga mengalami penurunan.
Angka inflasi itu menunjukkan tren yang positif, di saat inflasi di negara-negara lain masih sangat struggle. Karena itu, Pemerintah terus menjaga sisi positif inflasi. Hal ini karena inflasi di negara lain masih cukup tinggi, bahkan Argentina mencapai 104,3% dan Turki mencapai 50,5%.
Baca juga: