(Vibizmedia-Nasional) Pemerintah Indonesia terus berupaya menjembatani untuk berakhirnya perbedaan pandangan dan posisi yang terjadi di Myanmar, khususnya saat Indonesia memegang keketuaan Konferensi Tingkat Tinggi ke-42 ASEAN.
“Kita (Indonesia) membuka enggagement (komunikasi dua arah) sebagai Ketua (ASEAN) seluas mungkin agar kita dengarkan pandangan mereka dan mencoba menjembatani perbedaan-perbedaan posisi,” ungkap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo membahas persiapan penyelenggaraan KTT ASEAN, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 27 April 2023.
Retno mengatakan konflik yang terjadi di Myanmar memang tidak mudah, namun Indonesia selaku pemegang keketuaan ASEAN akan terus mencoba membangun komunikasi.
Retno mengungkapkan upaya komunikasi yang dibangun Indonesia dalam keketuaan di ASEAN, antara lain melakukan komunikasi dengan pihak militer Myanmar, dengan National Unity Government of Myanmar (NUG), maupun dengan Etnic Armed Groups serta dengan beberapa partai politik yang ada di sana.
Adapun sebagaimana keputusan KTT sebelumnya, terang Retno, Myanmar akan diundang dalam KTT ASEAN 2023 pada level non-political repsentative karena konflik yang masih terjadi di negara tersebut.
Retno juga mengutarakan bahwa dalam KTT ASEAN akan ada dua sesi pertemuan yakni sesi pleno dan sesi retreat.
Dalam sesi retreat, kata Retno, akan dibahas mengenai implementasi Konsensus Lima Poin soal Myanmar.
Sebagai informasi, Konsensus Lima Poin adalah keputusan para pemimpin ASEAN melalui suatu pertemuan khusus, yang juga dihadiri oleh pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, untuk membantu Myanmar mengatasi krisis politiknya. Selain itu, juga menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.
Pada sesi retreat pemimpin negara-negara ASEAN akan meninjau Lima Poin Konsensus tersebut. Dirinya juga menegaskan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, KTT ASEAN tahun ini akan membahas masalah Myanmar, namun prioritas ASEAN tetap terkait bagaimana upaya-upaya mempercepat pembangunan Komunitas ASEAN yang manfaatnya senantiasa ditanyakan oleh masyarakat ASEAN.
“Jadi apa manfaat ASEAN matters bagi rakyatnya, Ini yang harus dijawab pemimpin ASEAN,” tegas Retno.