(Vibizmedia-Nasional) Guna memastikan peningkatan kualitas perangkat desa dan jumlah sarjana desa, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengajak pemerintah daerah untuk mengadopsi program Rekognisi Pembelajaran Lampau Desa (RPL Desa).
“Kami berharap kian banyak pemerintah daerah yang mengadopsi Program RPL Desa yang memberikan kesempatan bagi perangkat desa dan aktivis desa untuk menikmati pendidikan di jenjang sarjana. Dengan demikian kualitas akademik perangkat desa kian meningkat,” jelas Abdul Halim dalam keterangannya, Selasa, 2 Mei 2023.
Menurutnya, saat ini Program RPL Desa telah diadopsi di beberapa daerah seperti Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Blora. Tak kurang dari 900 perangkat desa dari dua daerah tersebut mengikuti Program RPL Desa.
“Kemendesa PDTT bekerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Negeri Yogyakarta menjadi dua kampus yang menjadi tempat belajar peserta Program RPL Desa,” jelasnya.
Sejak diluncurkan pada awal 2022, lanjutnya, saat ini peserta RPL Desa jenjang sarjana telah mengikuti tiga dari empat semester rencana pembelajaran. Dari evaluasi awal diketahui jika capaian prestasi akademik peserta RPL Desa tergolong memuaskan.
“Selain itu para peserta RPL Desa juga memberikan kontribusi nyata dengan semakin berkualitasnya rencana dan evaluasi program pembangunan desa masing-masing,” katanya.
Abdul Halim mengatakan Program RPL Desa ini juga memberikan kontribusi terhadap upaya meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi warga desa. Menurutnya saat ini angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi relatif rendah. APK Pendidikan Tinggi 2022 masih di kisaran 39,37%.
“Angka ini masih ketinggalan jika dibandingkan dengan APK Pendidikan Singapura yang mencapai 91%, Thailand di angka 49% dan Malaysia di angka 43%,” terangnya.
Dirinya mengatakan jika Program RPL Desa diadopsi di banyak daerah maka akan membantu meningkatkan APK Pendidikan Tinggi di Tanah Air. Banyak pula perangkat desa dan aktivis desa yang sebelumnya hanya mengenyam pendidikan di level menengah atas untuk berkesempatan menikmati pendidikan tinggi.
“APK Pendidikan Tinggi di Indonesia memang cukup rendah karena mayoritas masyarakat kita tidak mempunyai kesempatan melaniutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Maka Program RPL Desa ini menjadi salah satu pintu masuk agar APK Pendidikan Tinggi kian terbuka bagi semua anak bangsa,” ujarnya.