(Vibizmedia – Economy & Business) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2023 meningkat. Dari 2,83 miliar dolar AS pada Maret 2023 menjadi 3,94 miliar dolar AS.
Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain. Hal ini guna semakin meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Surplus neraca perdagangan April 2023 terutama didorong oleh peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas. Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar 5,64 miliar dolar AS, Namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,70 miliar.
Surplus neraca perdagangan migas meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya. Hal ini didukung tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas sebesar 18,03 miliar dolar AS.
Ekspor nonmigas yang tetap tinggi terutama bersumber dari peningkatan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti bijih logam dan timah seiring harga komoditas global yang masih tinggi.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–April 2023 turun 12,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 10,86 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya naik 8,44 persen.
Ekspor nonmigas juga tercatat tetap kuat pada produk manufaktur seperti mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas April 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,62 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,57 miliar. Dan India US$1,54 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,92 persen. Ketiga negara ini merupakan kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia. Sedangkan ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,16 miliar dan US$1,44 miliar.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari 1,68 miliar dolar AS pada Maret 2023 menjadi 1,70 miliar dolar AS pada April 2023.
Perlu diketahui, nilai impor April 2023 mencapai US$15,35 miliar. Hal ini turun 25,45 persen dibandingkan Maret 2023 atau turun 22,32 persen dibandingkan April 2022.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting