(Vibizmedia – Jakarta) Ternyata para masinis yang bertugas membawa kereta api (KA) dari
PT Kereta Api Indonesia (Persero) KAI tidaklah mudah. Ada proses yang harus dilalui seorang masinis sebelum dinyatakan siap bertugas. Ada banyak seleksi dan pendidikan yang harus dilalui sebelum akhirnya diterima. Bahkan setelah diterima masinis masih harus menjalani berbagai tes lagi.
VP Public Relations PT KAI, Joni Martinus mengatakan bahwa prosedur ini bukan hanya sekedar formalitas. Jika dinilai tidak siap, maka masinis akan diganti.
Setiap masinis dan asisten masinis kereta api sebelum bekerja diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan, asesmen singkat, pengecekan kondisi lokomotif dan mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pekerjaan.
Cek kesehatan sendiri meliputi suhu tubuh, tekanan darah sampai tes alkohol oleh unit kesehatan KAI.
“Masinis dan asisten masinis akan diberikan alat tiup yang bisa mengukur kadar alkohol dalam tubuh,” ungkap Joni Martinus.
“Presentasinya harus nol (0), kalau tidak tak boleh dinas,” sambungnya.
Setelah dinyatakan aman, unit kesehatan akan memberikan surat keterangan sehat yang sudah dicap kepada masinis.
Masinis wajib menunjukkan kepada penyelia beberapa kelengkapan dinas seperti tanda kecakapan, surat keterangan kesehatan, arloji, suling mulut, senter, serta handphone dalam keadaan off (jika membawa).
Jika memenuhi syarat, penyelia akan memberikan surat perintah perjalanan dinas.
Masih belum selesai, masinis menerima O.100 atau tabel kereta api dan melakukan pengecekan lokomotif serta meyakinkan indikator-indikator lokomotif dalam posisi aman.
Setelah lolos syarat semua itu, baru masinis diizinkan untuk bertugas.
Dalam situasi darurat, seperti gangguan cuaca, kecelakaan, atau insiden di jalur, seorang masinis harus bisa mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga keamanan penumpang dan personel kereta lainnya.
Mereka juga harus melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang dan mengikuti prosedur darurat yang ditetapkan.
Setiap tahunnya KAI juga selalu rutin mengadakan program Medical Check Up (MCU) dan tindak lanjut pendalaman dan pengobatan hasil MCU.
“Menjadi masinis tidak mudah, ada perjalanan panjang yang harus dilalui untuk bisa menjalani profesi yang satu ini,” ujar Joni Martinus.
“Mulai dari syarat, proses rekrutmen, sampai langkah terakhir hingga resmi menjadi masinis.”
“Peran seorang masinis bukan hanya sekedar mengemudikan kereta api tapi mereka lah sosok yang sangat penting dalam menjaga kelancaran dan keselamatan operasional perkeretaapian,” tandasnya.
Baca juga: