ASEAN Luncurkan DEFA Negotiation, Dorong Ekonomi Digital Kawasan

0
169
ASEAN
ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) Negotiation. FOTO: KEMENKO EKON

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama para menteri ASEAN lainnya meluncurkan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) Negotiation dalam Konferensi Tinggi Tinggi ASEAN ke-43, pada Minggu, 3 September 2023.

Menurutnya, ini bukti kolaborasi yang kuat antar negara-negara ASEAN dalam mendorong transformasi ekonomi digital di kawasan.

Dalam pertemuan tersebut, terdapat 5 isu penting yang menjadi perhatian, yakni geopolitik, fragmentasi rantai pasok, transisi hijau, inovasi digital, dan pertumbuhan inklusif.

Selain itu, juga membahas beberapa isu strategis kawasan, perkembangan 16 Priority Economic Deliverables (PED), perkembangan penyusunan Visi Komunitas ASEAN Paska-2025 yakni ASEAN Vision 2045, isu sustainability, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, hingga persiapan partisipasi Timor-Leste di ASEAN.

“Kita patut bersyukur bahwa saat ini sebanyak 11 prioritas yang sudah selesai dan 5 sisanya akan diselesaikan pada Q4 2023 antara Oktober-Desember 2023,” jelas Airlangga usai pertemuan AECC ke-23 dan peluncuran perundingan ASEAN DEFA tersebut.

Para Menteri dalam pertemuan tersebut juga sepakat untuk mendukung empat dokumen inisiatif Indonesia untuk diadopsi oleh para Kepala Negara di KTT ke-43. Ke-empat dokumen tersebut yakni Leaders’ Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in response to Crisis​, Leaders’ Statement to Develop the ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), ASEAN Leaders’ Declaration on ASEAN as Epicentrum of Growth ​ASEAN Leaders’, dan ASEAN Blue Economy Framework.

Sementara itu terkait PED, Indonesia juga mengangkat 16 PED yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing, konektivitas, dan mengakselerasi transformasi digital dan agenda keberlanjutan di kawasan.

Kemudian terkait ASEAN Vision 2045 yang bertujuan menjadikan kawasan ASEAN yang “Resilient, Innovative, Dynamic and People-Centred”, terdapat empat hal penting yang diperhatikan yakni integrasi ekonomi kawasan, transformasi teknologi dan inovasi, ekonomi keberlanjutan, dan kesiapan masyarakat untuk berubah. Para Menteri menginstruksikan seluruh elemen badan sektoral terkait agar segera menyusun workplan guna mendukung penyusunan Visi ASEAN 2045.

Airlangga juga menjelaskan tentang isu sustainability, termasuk Strategi Netralitas Karbon di ASEAN yang telah disepakati untuk dikawal implementasinya. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik juga dibahas untuk mendukung sustainability. Ekosistem kendaraan listrik tersebut menjadi isu yang diusulkan Indonesia dan mendapat sambutan yang baik dari semua negara anggota ASEAN dan disepakati untuk segera merumuskan strategi bersama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik kawasan.