(Vibizmedia-Nasional) Indonesia kembali mengekspor telur tetas atau hatching egg (HE) ayam ke Myanmar melalui salah satu perusahaan perunggasan tertintegrasi PT Super Unggas Jaya sebanyak 58.500 butir HE yang nantinya akan menghasilkan 18.000 ekor Day Old Chick (DOC) Parent Stock (PS).
“Telur yang diekspor ini merupakan telur tetas dengan kualitas terbaik dan dihasilkan dari indukan umur yang performa terbaik”, kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah saat hadir pada acara seremoni pelepasan ekspor di unit Hatchery PT Super Unggas Jaya yang bertempat di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu, 17 September 2023.
Sebagai informasi, telur tetas (HE) PS Broiler produk akhirnya adalah daging ayam ras. Saat ini Indonesia telah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan produksi daging ayam mencapai sekitar 3,85 juta ton per tahun, sedangkan berdasarkan data prognosa ketersediaan dan kebutuhan nasional untuk konsumsi daging ayam sekitar 3,5 juta ton per tahun, sehingga mempunyai cadangan neraca atau surplus sebanyak 348 ribu ton.
“Kita semua tentunya berbahagia karena produk peternakan kita hari ini berhasil mengirimkan kembali ekspor ke Myanmar,” jelas Nasrullah.
Menurut Nasrullah, ekspor itu dapat dilakukan dengan tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri sesuai arahan presiden, dimana produksi komoditas yang saat ini berlebih harus didorong agar mampu menangkap peluang ekspor.
“Kita lihat perkembangan produksi unggas yang jumlahnya cukup luar biasa dan tercatat surplus, tentunya surplus ini kita dorong untuk ekspor. Kami terus mendorong pelaku usaha perunggasan agar mampu melakukan ekspor dan bersaing di pasar global,” jelas Nasrullah.
Keberhasilan ekspor ini sebagai kolaborasi dan sinergi semua pihak.
Pencapaian terbesar ekspor peternakan pada 2022 hingga triwulan III 2023, di mana Indonesia telah berhasil menembus pasar Singapura, serta adanya persetujuan ekspor produk Indonesia oleh UEA.
“Artinya selama beberapa tahun ini proses peningkatan nilai tambah dan daya saing bahkan hilirisasi terus berjalan sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha dan selera konsumen”, ungkap Nasrullah.
Nasrullah mengungkapkan Kementan mendorong peningkatan ekspor dengan beberapa kebijakan, terutama untuk meningkatkan kualitas produk peternakan, yaitu sistem kompartemen bebas Avian Influenza, penerapan Good Breeding Practices, Prinsip-Prinsip Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare), dan jaminan keamanan pangan melalui Sertifikasi Veteriner.
“Ekspor itu menjadi salah satu kado dalam rangka bulan bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan yang ke-187, harapannya mampu menginspirasi peternak, khususnya peternak unggas, untuk tetap semangat menjadi pahlawan pangan Indonesia,” ujar Nasrullah.
Kinerja ekspor komoditas peternakan pada periode Januari–Juli Tahun 2023 (angka sementara) senilai USD790,7 juta setara Rp11.8 triliun, dengan pertumbuhan nilai ekspor meningkat sebesar 9,56 persen dan pertumbuhan volume ekspor meningkat 15,36 persen dibandingkan periode yang sama Tahun 2022.