
(Vibizmedia – Nasional) Pemerintah Indonesia memprioritaskan pemenuhan kebutuhan gas bumi untuk kebutuhan domestic.
“Kebutuhan gas dalam negeri terpenuhi dengan tetap menjaga keekonomian perusahaan dan lapangan,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (1/11/2023).
Sampai Agustus 2023, tercatat volume pemanfaatan gas bumi domestik mencapai 3,725 Milliar Britsih Thermal Unit per Hari atau BBTUD. Memang sejak 2012, volume dan nilai pemanfaatan gas bumi untuk domestik lebih besar dibandingkan ekspor.
“Dari total produksi sebesar 5.446,90 BBTUD, 68 persennya untuk dalam negeri. Jadi, ini suatu perkembangan yang menuju kemandirian energi nasional,” sebutnya pada acara webinar DeTalk bertajuk “Strengthening Indonesia as a Global LNG and LPG Player” di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Saat ini, pemanfaatan gas bumi terbesar adalah untuk sektor industri yakni 28,52 persen. Kemudian, disusul pupuk 12,62 persen, dan ketenagalistrikan sebesar 12,22 persen. Sisanya, ekspor sebesar 23,43 persen dan gas pipa 8,18 persen.
Nilai ekspor produk LNG dan gas pipa Indonesia tercatat meningkat setelah pandemi COVID-19 pada 2020. Untuk tahun 2022, nilai ekspor LNG Indonesia mencapai 6,6 miliar dolar AS atau naik dari 4,6 miliar dolar AS pada 2021.
Sedangkan, nilai ekspor gas melalui pipa pada 2022 meningkat menjadi 3,13 miliar dolar AS dibandingkan 2021 senilai 2,84 miliar dolar AS.
Beberapa negara tujuan ekspor seperti China, Korea, Jepang, Taipei, dan China menunjukkan jumlah permintaan yang terus meningkat. Namun pemerintah tetap memperhitungkan kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu.
“Untuk Indonesia, paling besar dia (China), ngambil-nya. Kemudian, untuk natural gas export by pipeline dengan pipa terbanyak itu ke Singapura, kemudian ke Malaysia. Tentu, ini memberikan total penerimaan yang cukup besar. Jadi, nilai ekspor untuk 2022 kira-kira 6,6 miliar dolar AS, naik dari 4,6 miliar di tahun 2021,” ujarnya.
Cadangan gas bumi nasional saat ini cukup besar yakni 54.830,40 Miliar Standar Kaki Kubik (BSCF) atau 54,83 Triliun Standar Kaki Kubik (TSCF) yang dinyatakan proven/ terbukti, probable (terkira), dan possible/mungkin (3 P) dari lapangan migas yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Optimisme temuan cadangan gas bumi tersebut telah diikuti dengan peningkatan volume pemanfaatan gas bumi domestik. Seiring dengan roadmap transisi energi, Tutuka berharap pengembangan energi terbarukan di dalam negeri dapat digalakkan dengan memanfaatkan potensi energi fosil yang masih ada saat ini.