(Vibizmedia – IDX) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan bursa saham penutupan Rabu sore ini (15/11) menguat signifikan 96,150 poin (1,40%) ke level 6.958,205 setelah dibuka naik ke level 6.925,567.
IHSG lompat menguat di hari ketiganya ke sekitar 6 minggu tertingginya, sementara bursa kawasan Asia sore ini serempak menguat setelah rilis inflasi CPI Amerika yang lunak dan membangkitkan harapan the Fed di ujung siklus pengetatan moneter, serta Wall Street yang ditutup melaju.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sore ini menguat tajam 1,17% atau 183 poin ke level Rp 15.515, dengan dollar AS di pasar uang Eropa berupaya bangkit setelah merosot 3 hari di sesi global sebelumnya; tertahan setelah tergelincir tajam ke 2,5 bulan terlemahnya oleh data inflasi CPI Oktober Amerika yang melambat di bawah estimasi.
Rupiah menguat dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 15.698, serta terpantau dekat dengan level 1,5 bulan tertingginya.
Mengawali perdagangannya, IHSG menguat 63,512 poin (0,93%) ke level 6.025,567. Sedangkan indeks LQ45 naik 11,257 poin (1,25%) ke level 915,169. Siang ini IHSG menguat 107,710 poin (1,57%) ke level 6.969,766. Sementara LQ45 terlihat naik 1,87% atau 16,918 poin ke level 920,830.
IHSG kemudian bergerak stabil ke akhir sesi dan ditutup menguat tajam 96,150 poin (1,40%) ke level 6.958,205. Tercatat saat ini sebanyak 339 saham naik, 168 saham turun dan 227 saham stagnan.
Sementara itu, bursa regional sore ini menguat, di antaranya Nikkei yang menanjak 2,52%, dan Indeks Hang Seng yang naik 3,92%.
Sejumlah saham yang masuk jajaran top gainers antara lain Bank Jago (ARTO) 12,68%, Barito Renewables (BREN) 6,98%, Mitra Adiperkasa (MAPI) 6,29%, dan BSD (BSDE) 5,47%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini dalam lompatan ke area sekitar 1,5 bulan tertingginya, sementara bursa kawasan Asia sore ini menguat setelah rilis inflasi CPI Amerika yang lunak di bawah estimasi dan membangkitkan harapan the Fed di ujung siklus pengetatan moneter.
Berikutnya IHSG kemungkinan akan diincar profit taking pendek karena di area overbought-nya, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 6.884 dan 7.017. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.802, dan bila tembus ke level 6.760.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group