Pemerintah Libatkan Dunia Usaha dan Industri Dalam Sistem Pendidikan

0
917
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas pendidikan dan pelatihan vokasi. Foto : Setpres/Edi

(Vibizmedia – Nasional) Pemerintah akan melakukan perombakan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi dari supply driven ke arah demand driven.

Pendidikan kejuruan yang arahnya mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja sehingga sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, usaha dan industri. Untuk memenuhi permintaan tersebut, pemerintah akan melakukan perubahan dalam kurikulum, materi pembelajaran, praktik kerja, pengujian dan sertifikasi.

Dalam rapat terbatas dikantor Presiden, salah satu hal penting yang menjadi perhatian adalah dalam mewujudkan perombakan dalam sistem pendidikan ini, pemerintah akan melibatkan dunia usaha dan industri yang dianggap lebih memahami kebutuhan tenaga kerja sehingga fokus pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan mengarah ke sektor –sektor unggulan.

Sektor-sektor unggulan yang dimaksud adalah pariwisata, maritim, ekonomi kreatif dan pertanian, ungkap Presiden Joko Widodo saat rapat terbatas di Kantor Presiden, Selasa (13/9).

Presiden sampaikan bahwa semuanya harus terintegrasi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi, mulai dari SMK, kursus-kursus di BLK (Balai Latihan Kerja), juga aturan-aturan yang mempermudah pembukaan sekolah-sekolah keterampilan swasta.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) proporsi pengangguran terbesar adalah lulusan SMK sebesar 9.84%, lebih tinggi dibandingkan pengangguran dari lulusan SMA sebesar 6.95% sedangkan lulusan SMP sebesar 5.76% dan lulusan SD sebesar 3.44%, sehingga dari total pengangguran terbuka sebesar 7,56 juta orang, 20,76% merupakan lulusan pendidikan SMK.

Sementara, saat ini, Indonesia memiliki kekuatan atau bonus demografi dari 60% jumlah penduduk di Indonesia merupakan anak muda yang notabene memiliki potensi atau kekuatan yang perlu dimanfaatkan dan dikelola.

Pada tahun 2040 mendatang, jumlah usia produktif tersebut akan meningkat hingga mencapai 195 juta penduduk, dapat menjadi potensi penggerak produktivitas nasional yang perlu disiapkan dari sekarang, ungkap Presiden Jokowi.

Journalist : Rully
Editor      : Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here