(Vibizmedia – Nasional) Pemerintah tengah berupaya mengubah paradigma lama terkait mineral dan batu bara (Minerba) menjadi komoditas yang mampu menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
Presiden Joko Widodo sampaikan bahwa era menjual komoditas sumber daya alam sudah berakhir, menjual bahan mentah sudah kita hentikan, terang Presiden dalam rapat terbatas , Rabu (22/3) di Kantor Presiden
Saat ini tren perkembangan negara-negara maju yang berani melakukan lompatan-lompatan kemajuan yaitu dari negara penjual komoditas sumber daya alam, bergerak menjadi negara yang memperkuat industri pengolahan.
Untuk itu, dirinya meminta jajarannya agar bergerak cepat mengembangkan hilirisasi industri di tanah air, khususnya pertambangan Minerba. Kita juga harus menuju kesana dan negara lain justru juga melompat lebih cepat lagi, bergerak ke negara industri jasa. Kita juga ingin bergerak cepat. Kecepatan sangat penting karena negara-negara yang lain juga bergerak sangat cepat, jelas Presiden Jokowi.
Sejalan dengan itu, segala permasalahan dan hambatan dalam pengembangan hilirisasi pertambangan minerba harus segera diselesaikan, dikarenakan kalangan industri memerlukan kepastian dan jaminan operasi jangka panjang dalam menjalankan usahanya.
Jika ada hambatan regulasi seperti regulasi dan perizinan yang tumpang tindih, saya juga minta untuk segera dipangkas secepat-cepatnya. Dan kalau memang diperlukan, berikan mereka insentif tambahan bagi perusahaan-perusahaan yang mengembangkan hilirisasi, terang Presiden.
Melalui ini, dirinya yakin tumbuhnya industri pengolahan minerba lebih cepat dan memberikan nilai tambah bukan saja pada penyerapan tenaga kerja tetapi juga akan membuat pembangunan lebih merata bila pengembangan hilirisasi industri Minerba terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus.
Untuk itu, pemerintah harus terus mempersiapkan lahan, infrastruktur dan tenaga-tenaga terampil guna mendukung implementasi hilirisasi pertambangan Minerba. Presiden sampaikan bahwa hilirisasi industri bisa melaju dengan cepat apabila didukung oleh kesiapan lahan, kawasan, suplai bahan baku, tenaga kerja yang terampil, ketenagalistrikan, infrastruktur, transportasi, pelabuhan, dan infrastruktur lainnya, terang Presiden.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela









