Masuki perdagangan forex sesi Eropa hari Rabu (23/01) kurs safe haven alami tekanan terhadap dolar AS oleh kuatnya sedikit perdagangan aset resiko sekalipun mayoritas investor masih mengkhawatirkan tentang pertumbuhan ekonomi global dan ketidakpastian atas pembicaraan perdagangan AS-China.
Tekanan yang dialami oleh kurs safe haven paling banyak diderita oleh yen Jepang, dimana mata uang negara sakura ini mendapat sentimen negatif dari pengumuman kebijakan Bank of Japan yang mempertahankan suku bunga tidak berubah dan memangkas perkiraan inflasi. Kemudian penurunan yang lebih besar dari perkiraan pada data ekspor Desember pada hari sebelumnya menggarisbawahi perlunya dukungan berkelanjutan untuk ekonomi Jepang yang bergantung pada perdagangan.
Yen anjlok terhadap dolar sebesar 0,21 persen setelah sempat awal sesi menguat melanjutkan perdagangan sebelumnya. Kurs safe haven lainnya, swissfranc alami penurunan 0,11 persen.
Sebaliknya posisi dolar AS kini juga sedang alami tekanan terhadap beberapa rival utamanya seperti aussie, euro dan poundsterling. Aussie kini menguat 0,20 menerima sentimen positif dari posisi kenaikan kurs negara tetangganya yaitu kiwi dolar (NZD) pasca laporan kenaikan inflasi Q4 New Zealand melebihi ekspektasi.
Terhadap poundsterling, dolar AS anjlok sekitar 0,25 persen menerima sentimen positif dari data pada hari Selasa yang menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja Inggris tetap kuat meskipun perlambatan ekonomi menjelang Brexit. Selain itu sentimen positif datang dari penurunan kemungkinan Brexit yang kacau. Sejak kesepakatan Brexit Perdana Menteri Theresa May dengan Uni Eropa ditolak oleh anggota parlemen pekan lalu, anggota parlemen telah mencoba untuk merencanakan jalan keluar dari krisis, namun tidak ada pilihan yang mendapat dukungan mayoritas dari parlemen.
Tentang euro terhadap dolar konsolidasi menjelang pertemuan ECB pada hari Kamis, di mana perhatian akan tertuju pada pandangan Dewan tentang perlambatan berkelanjutan di blok euro. Kemudian fundamental di kawasan menjadi fokus seiring dengan pemilihan parlemen UE di bulan Mei mendatang , politik Italia dan kerusuhan sosial Perancis.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang