(Vibizmedia – Pilpres 2019) Selanjutnya di sesi masalah kesehatan, disampaikan pertanyaan dari panelis sebagai berikut:
“Masalah mendasar dalam sistem jaminan kesehatan nasional adalah ketimpangan antara tuntutan kualitas pelayanan yang tinggi dan pembiayaan yang rendah. Apakah kebijakan dan strategi yang akan Bapak-Bapak lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai?”.
Jawaban Ma’ruf Amin:
Prof. Dr. K. H. Ma’ruf Amin dalam giliran menanggapinya menyatakan bahwa JKN KIS telah melakukan langkah-langkah yang besar yang inovatif. Melalui JKN KIS ini telah dilakukan upaya asuransi sosial yang besar bahkan mencapai 215 juta peserta asuransi BPJS. “Ini merupakan asuransi terbesar di dunia,” ditegaskan oleh Ma’ruf Amin.
Di samping itu, ditambahkannya, 96,8 juta orang daripada peserta itu memperoleh PBI yaitu Penerima Biaya Iuran dari pemerintah. Menurut Amin, dengan demikian sebenarnya pemerintah telah melakukan langkah-langkah besar dalam rangka memberikan pelayanan dengan harga yang murah.
Kemudian dijelaskannya lagi: “Namun kami terus melakukan maximize utility – memaksimalkan manfaat atau memperbesar, menyempurnakan dan juga menambah. Katanya: “Kami akan terus meningkatkan pelayanan dengan memberikan pusat-pusat kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dengan layanan yang lebih baik, dokter yang siap dan melakukan redistribusi tenaga medis dan juga obat yang cukup agar masyarakat tidak kekurangan obat.”
Lalu ditutupnya dengan menyatakan kita akan terus meningkatkan pelayanan ke depan sehingga mendapatkan pelayanan yang sempurna.
Jawaban Sandiaga Uno:
Menjawab pertanyaan panelis terkait bidang kesehatan untuk strategi mengatasi masalah jaminan kesehatan, Calon Wakil Presiden nomor urut 02 ini menyatakan kisah yang dihadapi Ibu Lilis di mana harus terhenti karena tidak dicover lagi oleh BPJS, maka pemerintah harus menghadirkan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakatnya. Kuncinya adalah pembenahan, jangan saling menyalahkan.
JKN di bawah Prabowo-Sandi akan diteruskan, BPJS akan disempurnakan, akan dipanggil aktuaria-aktuaria terbaik dari Hongkong, putra-putri terbaik bangsa untuk menyelesaikannya. Ditekankan pelayanan kesehatan harus prima, jangan sampai antrian berekor-ekor atau juga obat tidak tersedia karena pengelolaan yang belum sempurna.
Sandi menyatakan dalam 200 hari pertama dibawah Prabowo-Sandi, akan dicari akar permasalahannya. Obat-obatan yang tersedia, tenaga medis harus dibayar tepat waktu. “Mereka tidak boleh diutangi. rumah sakit-rumah sakit jangan sampai layanan kesehatannya turun karena tidak dibayar tepat waktu”. Sandi yakin BPJS akan lebih baik di bawah Prabowo-Sandi.
“Saya melihat bahwa ini adalah tantangan Indonesia untuk maju membangun manusianya. Kita benahi layanan kesehatan, tingkatkan kualitasnya, tingkatkan kesejahteraan guru, tingkat kesejahteraan tenaga medis. Yang kita harapkan layanan kesehatan lebih baik lagi ke depan”, demikian Sandi mengakhiri pernyataanya.
Tanggapan Kiai Ma’ruf Amin atas Sandiaga Uno
Selanjutnya, Ma’ruf Amin menanggapi Sandi dalam sesi kesehatan, dengan menyatakan berbicara mengenai kesehatan bagi seluruh warga dan perbaikan pelayanan kesehatan baik yang sifatnya fasilitas kesehatan, di samping pelayanan yang sifatnya kurasi, pengobatan, mengenai akses, kesehatan bagi seluruh warga dan perbaikan pelayanan kesehatan baik yang sifatnya fasilitas kesehatan, tenaga medis dan obat-obatan.
Dijelaskannya: “Kami juga akan mendorong upaya yang bersifat preventif dan promotif melalui GERMAS – Gerakan Masyarakat Sehat melalui PIS PK yaitu Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan juga mendorong untuk tidak mengkonsumsi hal-hal yang menimbulkan kurang sehat.”
Kemudian dijelaskan lagi, dengan KIA yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, terutama untuk mencegah terjadinya “stunting” yang oleh pemerintah Jokowi-JK telah diturunkan sampai 7%, dan disampaikannya akan terus menurunkannya lagi dalam 5 tahun yang akan datang.
Ma’ruf Amin yakin melalui upaya-upaya preventif promotif itu, jumlah orang yang sakit semakin berkurang.
Maruli Sinambela/Journalist/ VM
Editor : Emy Trimahanani