Kemenperin Siapkan Acuan “Indonesia Industry 4.0 Readiness Index” (INDI 4.0)

0
1046

(Vibizmedia –Nasional) Kementerian Perindustrian terus berupaya memacu kesiapan sektor manufaktur nasional dalam memasuki era industri 4.0. Berdasarkan roadmap Making Indonesia 4.0,ada 5 sektor yang sedang diprioritaskan pengembangannya: industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronika, dan kimia.

Kemenperin aktif menggelar Workshop Self Assessment INDI 4.0 sebagai tahapan untuk menyosialisasikan dan menerapkan INDI 4.0. Kegiatan kali ini diikuti 100 peserta yang meliputi 50 peserta dari sektor industri makanan minuman serta 50 peserta dari sektor industri elektronika.

“Kami telah menyusun Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), yang merupakan indeks acuan bagi industri dan pemerintah dalam mengukur tingkat kesiapan industri bertransformasi menuju industri 4.0 di Indonesia,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara di Jakarta, Selasa (19/3).

Workshop Self Assessment INDI 4.0 ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dalam mengukur kesiapannya industri dalam melakukan transformasi menuju industri 4.0. Selain itu, diharapkan para peserta mendapat gambaran mengenai posisi kesiapan industrinya saat ini.

“Dari assessment INDI 4.0 ini, akan diberikan award 4.0 kepada industri yang telah mencapai level tertentu dan memiliki journey industri 4.0 di perusahaannya,” imbuhnya. Nantinya, tim Kemenperin melakukan kunjungan terhadap perusahaan yang masuk dalam kategori tersebut sebagai kandidat penerima award 4.0. Pemberian penghargaan bakal diserahkan saat peluncuran INDI 4.0.

“INDI 4.0 ini rencananya di-launching secara resmi oleh Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam acara bertajuk Indonesia Industrial Summit 2019 pada tanggal 4-6 April 2019 di ICE, BSD Serpong,” papar Ngakan.

Sejak diluncurkannya Making Indonesia 4.0 oleh Presiden Joko Widodo pada April 2018, Kemenperin telah menghasilkan beberapa kebijakan strategis dalam upaya implementasi program prioritas peta jalan tersebut, antara lain perumusan insentif fiskal berupa Super Deductible Tax untuk perusahaan yang berinvestasi melaksanakan kegiatan litbang inovasi serta pendidikan dan pelatihan vokasi.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam sambutannya menyebutkan hasil riset McKinsey, bahwa Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan optimisme tertinggi dalam menerapkan industri 4.0, yakni sebesar 78%. Di atas Indonesia terdapat Vietnam sebesar 79%.

Guna mengoptimalkan kinerja industri manufaktur nasional, diperlukan upaya akselerasi penerapan teknologi digital. Teknologi yang menjadi penentu keberhasilan pada adaptasi industri 4.0, antara lain Internet of Things, Big Data, Cloud Computing, Artificial Intelligence, Mobility, Virtual and Augmented Reality, sistem sensor dan otomasi, serta Virtual Branding.

Emy T/Journalist/ VM
Editor : Emy Trimahanani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here