(Vibizmedia-Index) – Perdagangan bursa saham Asia akhir pekan hari Jumat (29/03) berakhir untung dan lebih tinggi sejak awal sesi karena investor tetap berharap bahwa AS dan China pada akhirnya akan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang mereka yang berlarut-larut.
Selain itu kenaikan dalam imbal hasil obligasi AS juga membantu membangkitkan kembali minat investor terhadap aset berisiko. Sepanjang sesi Asia yield obligasi AS naik ke posisi 2,40% setelah hari sebelumnya turun ke posisi 2,35%.
Wakil Perdana Menteri China Liu He diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Washington minggu depan, tetapi kesepakatan akhir apa pun untuk mengakhiri perang dagang diperkirakan akan disetujui hanya pada pertemuan puncak yang diusulkan antara Presiden Xi Jinping dan Donald Trump.
Bursa saham China memimpin kenaikan saham regional Asia dengan indeks Shanghai Composite melonjak 95,81 poin atau 3,2 persen menjadi 3.090,76 sementara indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong berakhir naik 0,96 persen menjadi 29.051,36.
Pedagangan saham di bursa Jepang berakhir lebih tinggi karena investor bereaksi terhadap beragam data ekonomi lokal dengan indeks Nikkei berakhir naik 172,05 poin atau 0,82 persen pada 21.205,81 didukung oleh yen yang relatif lebih murah. Saham Daiichi Sankyo melonjak hampir 16 persen ketika AstraZeneca mencapai kesepakatan senilai $ 6,9 miliar dengan perusahaan farmasi Jepang untuk mengembangkan dan menjual obat kanker baru yang dijanjikan.
Perdagangan saham Seoul berfluktuasi sebelum berakhir dengan kenaikan moderat di tengah tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS-China. Indeks Kospi naik 12,57 poin atau 0,59 persen menjadi 2.140,67, dipimpin oleh saham-saham berkapitalisasi besar seperti SK Hynix dan LG Chem.
Untuk perdagangan saham dikawasan Pasifik juga menerima kekuatan positif yang sama untuk saham yang diperdagangkan baik di bursa Australia dan juga bursa Selandia Baru. Indeks ASX 200 Australia naik 0,32 persen dengan support kuat saham tambang dan keuangan, dan indeks NZX 50 New Zealand melonjak 78,76 poin atau 0,81 persen menjadi 9.844,95 yang merupakan rekor tertinggi lainnya.
Namun untuk perdagangan bursa saham di Indonesia terjadi pergerakan sebaliknya dengan indeks harga saham gabungan di bursa Jakarta ditutup melemah 0,19 persen ke posisi 6468,75. Tekanan kuat indeks dipicu oleh anjloknya saham-saham unggulan sektor industri dasar dan manufaktur.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang